Pendahuluan
Pembelaan terhadap komunisme dan PKI semakin massif. Seluruh lini kehidupan telah dijejali simbol dan opini komunisme. Sayangnya, negara justru menganggap sinyal kebangkitan komunisme dan PKI sebagai hal yang tidak perlu dirisaukan. Dinamika trend simbol palu arit, dianggap sebagai trend kasual belaka.
Di sisi yang lain, simbol dan ajaran yang lekat dengan syariah Islam justru diperkarakan. Panji tauhid berwarna hitam dan putih warisan Rasulullah Saw dalam beberapa kegiatan masyarakat, sempat dilarang, dirampas aparat bahkan pernah juga dijadikan alat bukti tindak kejahatan. Beberapa tokoh Islam yang memberikan nasehat kepada penguasa dicap radikal, sehingga diperkusi dengan melarang mengisi kajian di beberapa tempat.
Tidak sebatas simbol, ajaran Islam yang merupakan wahyu Allah-pun ikut dikriminalisasi. Ajaran jihad yang agung, selalu dikaitkan dan dilekatkan dengan tindakan terorisme. Sampai-sampai, sistem pemerintahan Islam Khilafah di cap sebagai ideologi yang bertentangan dengan ideologi negara.
Munculnya pembelaan terhadap komunisme dilatarbelakangi semakin memburuknya kondisi Indonesia akibat kapitalisme. Contohnnya maraknya rentenir ribawi terbukti menjadi biang kerusakan ekonomi di negeri ini. Fundamental ekonomi rentan krisis. Utang luar negeri terus menumpuk. Kebijakan ekonomi tidak berpihak kepada rakyat.
Dengan kondisi tersebut ada upaya sistematis mengopinikan bahwa bukan komunisme yang menyebabkan kerusakan di negeri ini, melainkan kapitalisme. Sehingga komunisme layak dibela.
Bahaya Ideologi Selain Islam
Jelas, bukan hanya Sosialisme-komunisme, ideologi Kapitalisme baik timur maupun barat pun berbahaya. Sebab kedua ideologi tersebut sama-sama menolak peran Tuhan dalam mengatur kehidupan manusia. Karena itu ideologi yang perlu dicurigai, diwaspadai dan disingkirkan tentu bukan hanya ideologi Sosialisme-Komunisme semata, tetapi juga ideologi Kapitalisme.
Saat ini ideologi Kapitalisme barat dan timur-lah yang diterapkan hampir di seluruh dunia, Justru hal itu menyebabkan jurang kesenjangan kaya-miskin semakin dalam., termasuk di negeri ini. Ideologi ini telah terbukti menghasilkan banyak bencana, kerusakan menyengsarakan rakyat.
Di bidang politik, Kapitalisme telah nyata melahirkan para politisi koruptor yang mementingkan kepentingan pribadi, mudah ingkar janji, memperkaya diri sendiri, membangun dinasti politik, bahkan memanipulasi agama. Perundangan yang sarat dengan kepentingan dan hawa nafsu, yang lebih berpihak kepda para pemilik modal ketimbang kepada rakyat kebanyakan tumbuh subur di sistem kapitalisme.
Di bidang sosial, kapitalisme menumbuhsuburkan kemaksiatan dan tindakan amoral. Perzinaan dilegalisasi. Miras dijadikan komoditas. Aneka kriminalitas tidak mendapatkan sanksi yang tegas. Dll.
Jadi, baik kapitalisme timur-barat maupun komunisme keduanya berbahaya dan mengancam martabat negeri ini.
Perbandingan Ideologi
Secara mendasar, ideologi Sosialisme-Komunisme didasarkan pada akidah materialisme. Akidah ini menyatakan bahwa manusia, alam semesta dan kehidupan ini semuanya berasal dari materi (benda). Materi adalah sesuatu yang azali. Ia tidak diciptakan oleh Tuhan, tetapi ada dengan sendirinya (wajib al-wujud).
Karena Tuhan dianggap tidak ada dan segala sesuatu dipandang berasal dari materi, maka aturan-aturan kehidupan yang dibuat oleh manusia harus mengikuti hukum materi (yang selalu mengalami evolusi), bukan mengikuti hukum Tuhan. Dengan pemahaman dasar seperti inilah ideologi Sosialisme-Komunisme melahirkan berbagai konsepsi dan aturan kehidupan—sosial, politik, ekonomi, hukum, dsb—yang bercorak materialistik, yang terbukti banyak melahirkan bencana bagi umat manusia.
Ideologi Kapitalisme didasarkan pada akidah sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan). Akidah sekularisme ini mengakui bahwa manusia, alam semesta dan kehidupan ini berasal dari—atau diciptakan oleh—Tuhan. Namun demikian, keberadaan Tuhan hanya diakui sebagai Pencipta, bukan sekaligus sebagai Pengatur. Dengan kata lain, pengakuan terhadap Tuhan hanya sebatas formalitas belaka. Sebab ideologi Kapitalisme hanya mengakui Tuhan dari sisi keberadaan-Nya semata, tidak dari sisi peran-Nya.
Konsekuensinya, kehidupan manusia tidak perlu diatur oleh Tuhan, tetapi cukup diatur oleh manusia sendiri. Manusia dipandang memiliki kewenangan mutlak untuk mengatur dirinya sendiri. Karena itulah ideologi Kapitalisme menjauhkan peran Tuhan (baca: agama) dari kehidupan, sekaligus mengukuhkan peran manusia sebagai pengatur kehidupan. Dengan menjadikan kedaulatan ada di tangan manusia (rakyat), berbagai malapetaka kehidupan manusia terjadi. Manusia yang serba kurang dan terbatas, dengan kepentingan dan hawa nafsunya, membuat berbagai konsepsi dan aturan yang justru banyak menimbulkan bencana bagi mereka sendiri.
Misalkan, penjajahan kapitalis Freeport telah mengeruk tambang emas beserta mineral berharga lainnya, namun masyarakat sekitar tidak dapat merasakan kemakmurannya. Penguasaan sumur migas oleh korporasi barat telah nyata sebagai bentuk penjajahan kapitalis sekuler.
Adapun Islam jelas berbeda bahkan bertolak belakang dengan kedua ideologi di atas. Islam memandang bahwa manusia, alam semesta dan kehidupan berasal dari—atau diciptakan oleh—Tuhan, yakni Allah SWT. Dialah Pencipta sekaligus Pengatur alam semesta beserta seluruh isinya.
Allah SWT telah memberikan seperangkat aturan bagi manusia untuk mengatur kehidupannya, yakni al-Quran dan as-Sunnah. Karena itu masuk akal jika manusia mengatur seluruh aspek kehidupannya—baik urusan akhirat maupun urusan dunia; baik urusan ibadah maupun muamalah—dengan berpedoman pada al-Quran dan as-Sunnah yang bersumber dari Penciptanya, yakni Allah Yang Mahatahu.
Penutup
Jika pada faktanya baik Sosialisme-Komunisme maupun Kapitalisme timur-barat sama-sama berbahaya, lalu mengapa kita tidak segera memperjuangkan ideologi (mabda) Islam yang nyata-nyata bersumber dari sang Pencipta, Allah SWT, dan telah terbukti selama berabad-abad menjadi rahmatan lil alamin dalam naungan Khilafah Islamiyah?
Alhasil, hanya Islam satu-satunya ideologi (mabda) yang sahih. Islam hadir sebagai wujud kasih sayang Allah SWT kepada makhluk-Nya. Karena itu marilah kita kembali bersama-sama memperjuangkan pnerapan Islam sebagai ideologi yang mengatur seluruh aspek kehidupan kita.[ ]
Oleh: Ummu Fatiha (Aliansi Penulis Permata Umat)
1 Komentar
kalau dibaca tentunya tekstual sekali, sebenarnya seluruh tulisan tentang Kapitalisme dan Komunisme pada akhirnya bermuara untuk orang tertentu saja sebagai pengendali ekonomi.
BalasHapus