Islam adalah agama agung nan mulia. Melalui Nabi Besar Muhammad Saw, risalah Islam dibawa untuk membebaskan umat dari belenggu kegelapan zaman jahiliyah menuju cahaya kegemilangan peradaban Islam.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ
“Pada hari ini, telah Kusempurnakan agama kalian untuk kalian, dan telah Kucukupkan Nikmat-Ku bagi kalian, dan telah Kuridhai Islam sebagai agama kalian.” (al-Maidah: 3)
Masya Allah, sebuah kutipan ayat yang mempertegas bahwa Islam adalah agama sempurna dan paripurna. Agama yang telah diturunkan untuk umat manusia agar menjadi insan kamil(baca:sempurna) dengan ketundukan pada Islam.
Islam tak sekadar agama ritual, Islam mampu mengatur segala aspek kehidupan. Begitu pula dalam aspek politik, sosial, hukum, kesehatan, pendidikan, pertahanan, dan budaya semua ada aturannya dalam Islam. Dalam area individu, keluarga, masyarakat, dan negara Islam hadir memberikan solusi atas segala problematika kehidupan.
Hanya saja umat manusia tidak memahami itu semua. Mereka menempatkan Islam hanya sebagai ibadah ritual saja. Dalam menjalani kehidupan mereka terjebak pada pemikiran sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan.
Walhasil, mereka dengan 'enjoy' dan bahagianya hidup dalam sistem demokrasi. Dimana sistem ini lahir bukan dari rahim syariat Islam, melainkan dari rahim Kapitalisme sekuler. Demokrasi adalah buah pemikiran yang lahir dari kaum non Muslim (baca:kafir).
Laman wikipedia menjelaskan bahwa, kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat Yunani kuno di negara-kota Athena. Dipimpin oleh Cleisthenes, warga Athena mendirikan negara yang umum dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada tahun 508-507 SM. Cleisthenes disebut sebagai "bapak demokrasi Athena."
Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat adalah sebuah konsep demokrasi yang paling populer. Via konsep tersebut demokrasi digadang-gadang mampu ciptakan keadilan dan kesejahteraan untuk umat manusia.
Hanya saja melihat fakta tentang pelaksanaan demokrasi, konsep tersebut tak lebih dari pepesan kosong. Alih-alih ciptakan keadilan dan ksejahteraan, malah yang terjadi ketidakadilan yang menyesengsarakan dipertontonkan oleh wajah demokrasi di negeri ini.
Contohnya saja, baru-baru ini pemerintah telah menaikkan iuran BPJS, Tol, Lsitrik, dan Rokok yang dikabarkan laman cnbcindonesia[dot]com 31/10/2019. Belum lagi kebijakan impor pangan yang membuat petani dan peternak nelangsa.
Kebijakan menyerahkan pengelolaan sumber daya alam telah membuktikan bahwa penguasa lebih pro kapitalis dan mengkhianati rakyatnya sendiri. Kekayaan yang harus dikelola negara untuk kesejahteraan rakyat telah dengan mudahnya dinikmati oleh para kapitalis asing. Wajar saja jika rakyat bagaikan ayam yang mati di lumbung padi.
Kasus korupsi yang subur menghiasi sistem demokrasi dan cara pemberantasan korupsi yanh dipersulit pasca diputuskannya UU KPK menambah catatan hitam bahwa demokrasi memang bukan habitat untuk umat Islam.
Demokrasi seolah menjadi racun dunia yang siap menginfeksi rakyat dengan segala kezaliman dan kesengsaraan yang sistematis. Bukankah ini harusnya menjadi pukulan bagi umat Islam? Untuk segera kembali kepada syariat Islam secara sempurna.
Sebagaimana seperti yang ada dalam ayat di bawah ini,
Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208)
Dalam ayat tersebut, umat Islam wajib mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya secara totalitas. Jika umat Islam tidak taat dengan Allah sungguh yang terjadi adalah kerusakan dan kezaliman merajalela.
Allah Ta’ala berfirman
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS: Al-A’raf [7]: 96).
Oleh karenanya, sudah saatnya umat Islam hijrah total kepada Syariah Islam. Karena Islam laksana madu yang manis dan mampu menjadi obat untuk segala penyakit manusia.
Begitu pula dengan Islam diturunkan sebagai penawar masalah atas segala problematika kehidupan. Saatnya umat mencampakkan racun dunia yang dibawa demokrasi, dan kembali menerapkan Islam secara sempurna agar keberkahan turun dari langit. Selain itu umat Islam mampu berada di puncak peradaban emas Islam nan gemilang. Allahuakbar..!
Oleh: Nusaibah Malika
0 Komentar