Tiap kita punya waktu yang sama. Dalam sehari tak ada dari kita yang berbeda jumlah waktunya. Semua sama 24 jam lamanya. Sekaya apapun kita tak akan mungkin mampu membayar agar waktu jadi lebih panjang ataupun lebih pendek.
Seganteng-gantengnya kita tidak menjadikannya istimewa, sehingga harus punya waktu yang berbeda dengan lainnya. Semua sama. 24 jam dalam sehari.
Yang membedakan kemudian adalah bagaimana kita memanfaatkan modal gratis dari Allah berupa waktu tersebut. Apakah kemudian menjadikan waktu berlalu begitu saja tanpa kemudian ada tambahan bagi catatan dibuku amal kebaikan kita, atau memanfaatkan secara maksimal pada perkara bermanfaat, yang sekaligus sebagai penambah pemantas kita berada ditempat terindah setelah kembali dari kehidupan dunia. Jannah. Sebaik-baiknya tempat kembali yang begitu diharap oleh semua orang berakal.
Ketika Allah bersumpah dengan salah satu makhluk-Nya dalam Al-Quran, hal ini menunjukkan makhluk tersebut memiliki keistimewaan. Allah bersumpah dengan waktu dalam Al-Quran dalam beberapa ayat. Misalnya “wal-ashri” (demi masa), “wad-dhuha” (demi waktu dhuha), “wal-lail” (demi waktu malam) dan lain-lainnya. Waktu memang sangat berharga dan harus dipergunakan dengan sebaik mungkin untuk hal-hal yang bermanfaat.
Mengenai surat al ashr, salah satu surat pendek yang gampang dihafal. Sayangnya mudahnya menghafal tapi tidak dengan memahaminya untuk kemudian diimplementasikan dalam kehidupan kaum Muslimin. Padahal, meskipun surat ini pendek, akan tetapi memiliki kandungan makna yang sangat dalam.
Sampai-sampai Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata,
لَوْ تَدَبَّرَ النَّاسُ هَذِهِ السُّوْرَةَ لَوَسَعَتْهُمْ
”Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka.” [Tafsir Ibnu Katsir 8/499].
Faktanya mudahnya menghafal surat al ashr tidak benar-benar diikuti pemahaman atasnya, banyak kita dapati dikalangan Umat Islam yang begitu santuy mengelola waktunya. Termasuk dikalangan pemuda. Bisa jadi karena merasa muda, mereka merasa lebih panjang waktu yang dipunya dibandingkan yang sudah tua, sedangkan kematian hanya punya kepastian datangnya tanpa memandang kepastian umur.
Banyak kita dapati pemuda dari umat Islam, yang lebih memilih rebahan dan senderan, daripada mendatangi halaqoh serta kajian. mereka bakal selalu menemukan alasan ketika diajak datangi kajian, meski gratis, dan lebih memilih rebahan game online atau chattingan dengan lawan jenis yang merogoh kocek dalam, untuk paket data dan traktir gebetan yang tak jarang berakhir ratapan.
Sudah seharusnya, ketika ketika kita hafal al ashr, layak juga kita merenungkan maknanya, agar kemudian terbebas dari golongan yang merugi.
Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata :
إضاعة الوقت أشد من الموت؛ لأن إضاعة الوقت تقطعك عن الله، والدار الآخرة، والموت يقطعك عن الدنيا وأهلها.
"Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya daripada kematian... Karena menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu menjauh dari Allah dan kampung akhirat...
Sedangkan kematian hanya akan memutuskanmu menjauh dari dunia dan penghuninya."(kitab alfawaid halaman 44).
Mari, jangan siakan waktu kita, karena usia muda bukan jaminan hidup kita lebih lama. bebaskan diri dari golongan yang merugi dengan bergabung beramal sholeh dengan jama'ah yang memperjuangkan agar semua yang Allah swt perintahkan dapat terlaksana secara kaffah, begitu pun dengan larangannya. Yang menjadikan siapapun yang ikut andil dalam penerapannya bakal memanen sebesar-besarnya pahala. karena ini adalah perjuangan yang menjadi mahkota kewajiban(Tajul Furudh).
Renungkan jika engkau lebih memilih rebahan daripada ajakan berdakwah, karena kita, hanya makluk yang tidak pantas memakai secuilpun selendang kesombongan.
من العيب أن تفتخر بشيء لم تصنعه أنت!
Suatu aib engkau berbangga dengan sesuatu yang tidak kamu perbuat!
فلا تفتخر بجمالك، فإنك لم تخلقه!
Maka janganlah kamu bangga dengan kecantikan atau kegantengan dirimu, karena kamu tidak menciptakan hal itu!
ولا تفتخر بنسبـك، فلست أنت من تختاره!
Dan jangan kamu berbangga dengan garis keturunanmu karena bukan kamu yg memilihnya!
ولكن افخر بأخلاقك فأنت من تحلى بها
Tapi berbanggalah dengan akhlaq-pekertimu karena kamu itu berhias dengannya.
بل اجعل أعمالك خير زادك!
Bahkan jadikanlah amalanmu sebaik-baik bekalmu kelak.
فإن كنت غنيا أم فقيرا في ذات القبر سوف توضع
Jika kamu kaya atau miskin maka kamu akan berada dalam kubur yang sama.
اللهم أحسن خاتمتنا أجمعين
Ya Allah perbaikilah akhir amalan kami semua.
Wallahu a'lam bish showab.[]
Oleh Nurman Tri Abdul Aziz
Santri Milenial
0 Komentar