Tersayat sembilu hati rakyat
Saat penyambung lidah rakyat mengetok palu ajaib
Lebamkan hati rakyat atas nama rakyat
Pertanda hati nurani wakil rakyat telah raib
Palu di ruangan berdebam memilukan
Mengundang rakyat turun ke jalan
Teriakan revolusi dikobarkan
Perjuangkan mata hati keadilan
Selamat datang di negeri dagelan
Kala mata-mata terpejam tuk persiapan ibadah malam
Di ruang sidang suara-suara masih lantang bersahutan
Kejar tayang mengesahkan aturan dzalim nan muram
Selamat datang di negeri dagelan
Saat suara rakyat tak didengar oleh wakil rakyat
Tanya pun menggema dalam dada
Sebetulnya mereka wakil rakyat yang mana?
Kaum buruh kian menjerit
Sebab sah nya aturan yang menghimpit
Kaum pribumi kian terasing
Sedang asing kian mendapat banyak nasi di piring
Kelak jangan terperanga saat hutanmu menjadi gedung pencakar langit
Jangan terkesima saat sawahmu digusur jadi sempit
Saat pemodal menanam banyak duit
Penguasa bertekuk lutut tak berani bercuit
Sungguh ironi negeri yang morat-marit
Ah, sudahlah
Mereka yang mengaku mewakilimu
Nyatanya mengkhianatimu
Butuh dirimu cuma saat jarimu tercelup tinta biru
Masihkah bertahan pada harapan palsu?
Ketidakadilan kian merajalela
Akankah tetap bertahan pada aturan manusia?
Yang jelas-jelas membawa sengsara
Aturan yang jauh dari kebaikan semesta
Maka, sudah saatnya kita buka mata
Kembali kepada aturan-Nya
Agar hidup sejahtera di dunia hingga ke alam baka
Sebab semua nikmat yang kita terima
Akan ada tanyanya
Oleh: Linda Wijayanti, S.Pd.
0 Komentar