Keimanan kepada Allah SWT adalah hal mutlak yang dimiliki bagi seorang muslim. Selain diyakini dalam hati, juga diucapkan dengan lisan dan dilakukan dalam perbuatan. Konsekuensi dari keimanan ini harus nyata terlihat.
Ya, menangis karena Allah SWT adalah salah satunya. Bagaimana kita bisa bangga menisbatkan diri sebagai seorang muslim yang beriman, tetapi kita tidak pernah takut kepada Allah SWT, air mata mengering, seolah-olah merasa aman dengan maksiat dan dosa yang kita lakukan. Beginilah ciri seorang yang beriman sebagaimana hadist Rasulullah Saw.
وخطب أبو موسى الأشعري رضي الله عنه مرة الناس بالبصرة : فذكر في خطبته النار ، فبكى حتى سقطت دموعه على المنبر ! وبكى الناس يومئذ بكاءً شديداً
Abu Musa al-Asya’ri radhyallahu’anhu suatu ketika memberikan khutbah di Bashrah, dan di dalam khutbahnya dia bercerita tentang neraka. Maka beliau pun menangis sampai-sampai air matanya membasahi mimbar! Dan pada hari itu orang-orang (yang mendengarkan) pun menangis dengan tangisan yang amat dalam”.
Dari Anas .r.a dia berkata Rosulullah pernah berkhutbah dengan khutbah yg selama hidup aku tidak pernah mendengarnya
لو تعلمون ما اعلم لضحكتم قليلا ولبكيتم كثيرا فغطى اصحا ب رسول الله صلى الله عليه وسلم
وجوههم لهم خنين
Andaikata kalian mengetahui apa-apa yang aku ketahui,niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menagis.Kemudian sahabat menutupi wajah mereka dan menangis tersedu-sedu (Mutafaq alaih)
Keutamaan Menangis karena Allah SWT
Pernahkah hati kita tergetar ketika mendengar asma-Nya? Yang dari getaran tersebut berurailah air mata kita. Merasa rindu dan ingin bertemu. MaasyaaAllaah, jika demikian berbahagialah kita. Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلا ظلُّهُ ….، ورَجُلٌ ذَكَرَ اللَّه خالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
"Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; …. dan seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis)"
Dan sabda beliau Shallallâhu ‘alaihi wa sallam
عينان لا تمسهما النار ، عين بكت من خشية الله ، وعين باتت تحرس في سبيل الله
“Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.”
MaasyaaAllaah, sungguh Allah SWT Maha Baik, hanya dengan air mata kita dijaga dari api neraka. Lalu bagaimana keadaan muslim/muslimah saat ini?
1. Lebih Sedih Karena nonton Film Dan Drama korea Daripada Takut Kepada Allah
Ketika ayat Al-Quran dibacakan dan ketika membaca perjuangan para Nabi dan Sahabat membela Islam kita sulit menangis dan tersentuh, akan tetapi ketika menonton film,sinetron maupun Drama korea dan ketika membaca cerita fiktif kita menangis tersedu-sedu? Di mana keimanan kita?
Ini yang disebutkan oleh ulama sebagai Al-Buka’ Al-Kadzib ”tangisan palsu”, sebagaimana tangisan saudara-saudara Nabi Yusuf Alaihissalam ketika mengadu kepada bapak mereka bahwa yusuf telah dimakan serigala. Sebagaimana diceritakan Al-Quran,
وجاؤوا أباهُمْ عِشَاءً يَبْكونَْ قَالُواْ يَا أَبَانَا إِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوسُفَ عِندَ مَتَاعِنَا فَأَكَلَهُ الذِّئْبُ وَمَا أَنتَ بِمُؤْمِنٍ لِّنَا وَلَوْ كُنَّا صَادِقِينَ
"Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. Mereka berkata: “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar.”_(Yusuf: 16-17)
Bahkan ini adalah Al-buka’ Al musta’ar wal musta’jar alaihi “tangisan bayaran” sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul Qayyim, beliau berkata, “tangisan yang disewa yaitu tangisan orang yang meratap dengan upah. Sebagaimana perkataan Umar bin Khattab, "ia menjual tetesan air mata dan menangis duka untuk orang lain.”
2. Sulit Menangis
Ini adalah musibah besar yang banyak orang tidak tahu, pura-pura lupa bahkan tidak peduli. Ini menunjukkan hatinya keras, tidak bisa tersentuh oleh kebaikan dan hanifnya iman. Ini karena banyaknya maksiat sehingga perlu segera berobat ke dokter hati yaitu ulama.
Cukuplah hadits Rasulullah sebagai pengingat, Nabi Muhammad Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
عرضت عليَّ الجنة والنار فلم أر كاليوم من الخير والشر ولو تعلمون ما أعلم لضحكتم قليلا ولبكيتم كثيراً فما أتى على أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم أشد منه غطوا رؤوسهم ولهم خنين
"Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis”.
Anas bin Malik radhiyallâhu’anhu –perawi hadits ini- mengatakan,
“Tidaklah ada satu hari yang lebih berat bagi para Sahabat selain hari itu. Mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan.” karena takut azab Allah SWT. Wallahu’alam bi ash-shawwab.[]
Oleh: Yuliana, S.Pd. M.Pd. (Dosen Agama Islam)
0 Komentar