Saat akalku diopname
Fakta tidak bisa dicerna
Yang diindera tidak lagi nyata
Data tidak lagi menjadi pemuas logika
Saat akalku diopname
Timbangan tidak lagi akurat
Bukan hitam putih, tapi abu-abu
Bukan benar salah, tapi siapa yang kuasa
Saat akalku diopname
Semua bisu dikalahkan yang kuat
Dipaksa diam melihat kezaliman
Buta melihat kebenaran
Saat akalku diopname
Semua yang nyata menjadi tidak tampak
Semua yang tampak menjadi tidak nyata
Ilmu dikalahkan logika sederhana
Alibi menjadi pembungkus reputasi
Saat akalku diopname
Akal dipaksa kalah dengan keadaan
Hati dipaksa menjadi selemah iman
Fitrah dipaksa tunduk pada nafsu hewan
Saat akalku diopname
Potensi menjadi barang basi
Logika tumpul tanpa taji
Ilmu berhenti tak mampu berevolusi
Saat akalku diopname
Tubuh menjadi tahanan akal
Bergerak tak mampu
Diam pesakitan
Mata melihat
Namun rabun dengan kebenaran
Mulut berucap
Namun bisu terhadap kezaliman
Semua dikunci oleh ketakutan
Saat akalku diopname
Rantai menjadi belenggu
Kotak menjadi batas
Aman dicari, gelisah ditutupi
Fitrah diingkari, nafsu dikedepankan
Saat akalku diopname
Tumbuh fisik, sakit mental
Cerdas akal, bebal pikiran
Dangkal iman, salah amal
Saat akalku diopname
Ayat suci tak lagi jadi rujukan
Konstitusi menjadi pedoman
Nabi tak lagi jadi teladan
Buzzer menjadi pegangan
Saat akalku diopname
Pendidikan tinggal sejarah
Gedung tinggal museum
Otak menjadi gudang ilmu tanpa amal
Bagai pohon tak berbuah.
Kota serang, 12 Feb 2021
#mikirmustanir
Oleh: Abuza
0 Komentar