Teknologi Masa Depan

Ada sejumlah teknologi yang kini dianggap teknologi masa depan.  Ini mulai dari barang sehari-hari seperti uang, alat komunikasi hingga senjata.

Kita sudah lama meninggalkan koin emas atau perak setelah uang kertas mulai dipakai sejak abad-17.  Dan kini uang kertas berangsur-angsur digantikan kartu plastik, bahkan digantikan QR-Code fin-tech seperti OVO di ponsel, atau bahkan cukup sidik jari saja.

Kita kini juga memiliki alat komunikasi yang canggih.  Tak cuma bisa dibawa kemana-mana, namun bahkan bisa dengan mudah menerjemahkan nyaris segala bahasa.  Sebentar lagi kita bahkan bisa mengikuti kuliah dalam bahasa Arab, China atau Russia, dan mengerti karena kita mendengarnya dalam bahasa ibu kita.  Bahkan kita juga bisa bertanya dalam bahasa kita, dan para dosen itu mendengar dalam bahasa mereka, menjawab dalam bahasa mereka, dan lagi-lagi kita dengar jawaban itu dalam bahasa kita.  

Kita sekarang memiliki jauh lebih banyak macam senjata dari tentara seabad yang lalu.  Selain senjata konvensional (senjata tajam & api, baik matra darat, laut dan udara), kini dunia militer mengenal senjata A,B,C,D,E. Kode A untuk senjata atom/nuklir.  B untuk senjata biologi. C untuk senjata Chemikal/kimia. D untuk senjata digital, yaitu yang menyerang sistem elektronik lawan.  Dan E untuk senjata extra-terrestrial  yang ditaruh di ruang angkasa (Space).

Nah sebagian penggiat Islam sering mengatakan bahwa semua teknologi yang diceritakan itu akan musnah pada hari kiamat. Konon ada dalilnya.

Pertama, hadis tentang dinar dirham.
”Akan tiba suatu masa pada manusia, pada masa itu tidak ada apapun yang bermanfaat selain dinar (uang emas) dan dirham (uang perak)” (Musnad Imam Ahmad Ibn Hanbal).

Hadits ini dipakai oleh para penggiat dinar dan dirham untuk memasarkan produk mereka.  Seakan-akan Rasul memuji dinar dan dirham, dan mencela uang kertas seperti yang ada di zaman kita sekarang.
 
Padahal kalau dipikir, zaman Nabi menyampaikan hadits itu, yang beredar di masayarakat hanya dinar dan dirham.  Saat itu belum ada uang kertas, uang giral, e-money ataupun fintech. Jadi sepertinya justru makna hadis itu sesuatu yang negatif.  Rasul memperingatkan akan keadaan suatu masa, di mana orang tidak lagi menghargai kejujuran, kesetiaan, keberanian atau kecerdasan, melainkan hanya uang, sekalipun uang itu dinar dan dirham, apalagi uang kertas yang inflasioner, dan itu tentu sangat buruk.

Kedua, hadis tentang Bahasa Arab Bahasa Surga.
Dari Ibn Abbas ra, Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Cintai arab karena tiga hal, karena saya adalah orang arab, karena al-Qur’an berbahasa arab, dan bahasa penduduk sorga adalah Bahasa Arab. (HR: Thabrani)

Hadits ini digunakan untuk memotivasi orang non native Arab untuk belajar bahasa Arab.  Dan itu sah-sah saja.  Namun kalau dipikir-pikir, hadis itu diucapkan Nabi di depan para sahabatnya yang semuanya Arab. Jadi kemungkinan, hadis itu bukan untuk memotivasi orang yang sudah berbahasa Arab agar belajar bahasa Arab, tetapi demi menenteramkan mereka, bahwa di surga nanti mereka tak perlu khawatir, karena bahasa yang yang dipakai sudah mereka kuasai.

Dan ternyata Imam al-Dzahabi menganggap hadis di atas sebagai hadis mauhdhu (palsu). Hal ini pun diamini Syekh Ibnu al-Jauzi dalam kitab al-Maudhuat. Dalam Majmu al-Fatawa, Syekh Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa bahasa Arab sebagai bahasa surga itu tidak terdapat keterangan dalam Al Quran, hadis sahih, maupun dari sahabat.

Ketiga, hadis tentang senjata perang akhir zaman.
Rasululullah saw bersabda: “Tidak akan berdiri hari kiamat sehingga kaum Rum sampai di A’maq atau di Dabiq (nama tempat) untuk menyerang kamu. Maka datanglah suatu pasukan yang akan menghadapi mereka dari kota Madinah, yang mana mereka pada waktu itu adalah manusia-manusia terbaik di bumi ini. Apabila mereka semua telah berbaris (siap untuk berperang), maka berkatalah orang-orang Rum: Biarkan kami membuat perhitungan dengan saudara-saudara kami yang telah tertawan (maksud mereka kaum Rum yang telah masuk Islam). Kemudian kaum Muslimin berkata: Kami tidak akan membiarkan kamu mengusik (menyakiti) saudara-saudara kami. Lalu kaum Muslimin pun menjawab tantangan untuk memerangi mereka. Dalam pertempuran itu 1/3 dari tentara Islam melarikan diri dari pertempuran, yang mana mereka tidak akan diampuni dosanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala selama-lamanya. Dan 1/3 lagi dari tentara Islam tersebut tewas sebagai para syahid yang paling baik di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan 1/3 lagi dari sisa tentara tersebut mendapatkan kemenangan, yang mana mereka tidak akan tersesat selama-lamanya. Kemudian mereka menaklukkan kota Konstantin. Ketika mereka sedang membagi-bagi harta rampasan perang, mereka telah menggantungkan pedang mereka di pohon Zaitun. Pada saat itu setan berteriak: Sesungguhnya Al Masihuddajjal telah menguasai keluarga-keluarga kamu. Kemudian mereka (tentara Islam bersama Al Mahdi) bergerak pulang. Ketika mereka telah sampai di Syam keluarlah Dajjal. Dan saat kaum muslimin telah bersiap siap untuk berperang, tiba tiba datanglah waktu shalat. Maka turunlah ‘Isa Ibn Maryam. Kemudian ia (‘Isa) pergi menuju dan menghadap kepada mereka. Begitu ia (‘Isa) dilihat oleh musuh Allah, maka ia (dajjal) akan meleleh (hancur) seperti garam yang mencair. Dan sekiranya ia membiarkan hal tersebut terjadi, maka sungguh ia (musuh Allah) akan hancur (meleleh) sehingga binasa. Akan tetapi Allah berkehendak untuk membunuhnya di tangan ‘Isa Ibn Maryam. Maka ‘Isa memperlihatkan darah Dajjal di tombaknya.”  (Shahih Muslim dalam Al Fitan wa Asyratus sa’ah 18/21-22).

Hadis ini dipakai sebagian Muslim untuk berpendapat bahwa di akhir zaman senjata yang akan dipakai adalah pedang dan tombak, dan tak ada lagi senjata modern, seperti senjata api, tank, kapal selam, pesawat tempur, rudal nuklir dan lain-lain.  Jadi tidak perlu susah payah belajar teknologi canggih, seperti nuklir, cyber, ruang angkasa dan sebagainya.

Padahal kalau dipikir-pikir, ya wajar saja Rasul menyampaikan seperti itu, karena memang saat itu, semua senjata modern belum dikenal. Jadi bahwa Dajjal mati ditombak oleh Isa a.s., bukan berarti senjata modern tidak ada lagi. 
 
Faktanya, para ilmuwan muslim termasuk yang merintis jalan aneka teknologi modern itu.

Al-Kindi (801-873) adalah perintis dalam analisis kriptografi, yaitu ilmu persandian suatu teks. Aplikasinya mencakup perlindungan data ATM atau fin-tech, agar aman dari penyadapan.  Semua teknik dasar al-Kindi ini masih dipakai hingga kini.  Dalam buku A Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages ditunjukkan bagaimana al-Kindi mengurai suatu teks tersandi dengan analisis frekuensi.

Ilmu Tata Bahasa Arab muncul abad 8 M dengan karya Abdullah Ibn Abi Ishaq (wafat 735 M) dan para muridnya.  Usaha ini memuncak pada tiga generasi sesudahnya, terutama pada buku karya ulama Basrah, Sibawayhi (sekitar 760-793).  Dengan ilmu ini, pekerjaan penerjemahan dari dan ke bahasa Arab bisa berjalan lebih sistematis.  Orang juga lebih mudah mempelajari bahasa asing karena ada padanan tata bahasanya.  Dengan ilmu tata bahasa ini pula maka mesin penerjemah di abad-21 ini bisa dibuat.

Tahun 1270 Hasan al-Rammah dari Suriah menulis dalam kitabnya al-Furusiyya wa al-Manasib al-Harbiyya (Buku tentang formasi perang dan peralatan perang) hampir 70 resep kimia bahan peledak dan teknik pembuatan roket.  Dia menuliskan bahwa banyak dari resep itu telah dikenal generasi kakeknya, yang menunjukkan akhir abad 12 M. 

Jadi kesimpulannya, dalam memahami hadis yang terkait teknologi masa depan, kita harus kritis, tetapi sekaligus kreatif, agar kita tak terus terjajah, dan dunia justru dapat dibebaskan dari penjajahan.[]

Oleh: Prof. Dr. Fahmi Amhar

Posting Komentar

0 Komentar