Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan harga berbagai komoditas pangan mulai menunjukkan kenaikan beberapa hari menjelang puasa. Menurut Abdullah, harga bahan pangan yang meningkat dan cukup mencolok dalam 1-2 hari ini yakni daging ayam, daging sapi dan minyak goreng. Dia mengatakan, saat ini harga rata-rata daging ayam bisa mencapai Rp 38.000 hingga Rp 40.000 per ekor, daging sapi sekitar Rp 130.000 hingga Rp 131.000 per kg, dan minyak goreng sekitar Rp 14.300 per kg. "Ini terus naik ritmenya. Permintaan juga sudah mulai terlihat tinggi. Secara nasional sekitar 10 persen kenaikannya per hari ini, Ini akan kita pantau terus," ujar Abdullah kepada Kontan (Kompas.com, 8/4/21).
Sebagian besar kaum muslimin saat bulan Ramadhan berusaha untuk menyediakan makanan bergizi bagi keluarganya. Namun ironinya justru setiap menjelang Ramadhan harga keutuhan pangan dipastikan melambung. Bak drama yang selalu terulang tanpa ada solusi yang mampu menyelesaikan masalah mahalnya harga pangan tersebut.
Alih-alih menyelesaikan masalah dengan sidak pasar dan bazzar murah faktanya hal tersebut hanya retorika pemerintah untuk melanggengkan impor produk dari luar negeri. Seharusnya pemerintah sudah memiliki solusi dari event tahunan ini. Rakyat berharap Menteri perdagangan mampu mencari solusi dalam masalah harga pangan dan distribusi pangan dengan baik dan bukannya untuk melakukan impor produk dari luar. Karena impor justru berdampak pada ketidakmandirian akan ketahanan pangan.
Jika pemerintah serius dalam menjalankan tugasnya maka masalah seperti ini tidak akan pernah terulang. Pemerintah bisa bekerjasama dengan petani dalam mencukupi bahan pangan dari hasil panen yang mereka hasilkan, Bukankah negeri ini terkenal dengan negeri agrarisnya? Dimana mampu menghasilkan produk pertanian yang cukup baik dan tidak kalah dengan produk pertanian negara lain. Bahkan setiap masa panen petani harus menangis dengan harga yang tidak pernah bersahabat dengan petani. Pemimpin yang cerdas dia akan mampu membuat terobosan bagaimana perekonomian berjalan merata dari desa hingga kota sehingga kelangkaan dan mahalnya harga pangan tidak terjadi.
Fakta ini menunjukkan bahwa sistem demokrasi kapitalis tidak mampu menyelesaikan masalah walaupun masalah itu sudah sering terjadi. Berbeda dengan Islam yang mampu menyelesaikan masalah dari akar hingga daun sampai tuntas tanpa meninggalkan masalah baru lagi. Islam memiliki sistem perekonomian yang tangguh karena bersandar pada wahyu. Allah menciptakan manusia bukan tanpa maksud. Allah tidak hanya menciptakan saja tetapi Allah juga memberi aturan supaya manusia menerapkan aturan tersebut.
ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا Ù„َا تَØ®ُونُوا اللَّÙ‡َ Ùˆَالرَّسُولَ ÙˆَتَØ®ُونُوا Ø£َÙ…َانَاتِÙƒُÙ…ْ ÙˆَØ£َÙ†ْتُÙ…ْ تَعْÙ„َÙ…ُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Qs. Al-Anfal 27).
Maka merupakan kewajiban bagi kaum Muslimin untuk senantiasa terikat dengan aturan Allah SWT dalam segala aspek kehidupan dengan menerapkannya secara menyeluruh. Tak layak bagi seorang Muslim untuk mengambil aturan yang dibuat oleh manusia yang sangat lemah dan terbatas. Wallahu a’lam. []
Oleh: Lutfiatul Khasanah
(Pendidik)
0 Komentar