Terjadi ledakan yang diduga bom di sebuah Gereja Katedral di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kepala Biro Penerangan Umum Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyebut polisi masih melakukan penyelidikan terkait kejadian tersebut (Kompas.com, 28/03/2021).
Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo melakukan konferensi pers terkait kejadian ini, dalam pernyataannya kapolri menyebut identitas kedua pelaku bom bunuh diri di Gereja Katerdal Makasar telah diketahui. Menurutnya, pelaku berafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang sebelumnya ditangkap pada awal Januari 2021. Jaringan ini pernah melakukan aksi bom di Gereja Katedral Jolo, Filipina 2018 lalu.
Presiden Joko Widodo juga mengutuk keras tentang kejadian ini, "terkait dengan kejadian aksi terorisme di pintu masuk Gereja Katedral Makassar hari ini, saya mengutuk keras aksi terorisme tersebut dan saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya," kata Jokowi melalui video yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (Detik.com, 28/3/2021).
Patut diapresiasi, jelang beberapa waktu pihak Kepolisian telah berhasil mengungkap identitas pelaku dari pemboman tersebut yaitu sepasang suami istri yang baru beberapa bulan menikah. Akan tetapi hal ini menjadi hal yang mengusik masyarakat terkait kasus-kasus di Indonesia yang dinilai pihak kepolisian lambat dalam menuntaskan kasus tersebut. Seperti kasus korupsi Harun Masiku hingga kasus penembakan yang terjadi di KM50.
Kembali Islam Menjadi Korban Fitnahan
Istilah Islam teroris bukanlah tuduhan baru yang hanya beredar di kalangan masyarakat kita saja akan tetapi sudah menjadi istilah yang mendunia. Terjadi pemboman di mana-mana yang kemudian disorot adalah Islam, ini merupakan tuduhan yang sangat kejam.
Berawal dari tragedi pemboman pada Gedung kembar WTC pada September 2001 silam telah berhasil menghembuskan propaganda bahwa umat Muslim adalah teroris dan menyebarkan Islamofobia di tengah-tengah masyarakat.
Cendekiawan Muslim Muhammad Ismail Yusanto juga menilai bahwa kemungkinan ini justru dilakukan oleh pihak tertentu untuk tujuan mendiskreditkan Islam dan perjuangannya, kemudian digunakan sebagai dalih untuk melakukan tindakan lebih represif kepada aktivitas dakwah dan para pejuangnya, seolah itu semua terkait dengan aksi pemboman tersebut (Mediaumat.news, 30/3/2021).
Padahal, pembunuhan seperti ini tidak pernah diajarkan dalam ajaran Islam. Islam melarang keras orang membunuh manusia lainnya tanpa alasan yang disyariatkan. Maka ini adalah pandangan dan pemahaman yang sangat keliru jika mengatakan bahwa pembunuhan ini adalah jihad di jalan Allah. Sehingga sudah jelas bahwa ini pemahaman yang sangat dangkal terhadap ajaran Islam dan sangat tidak patut untuk mengaitkan pembunuhan ini dengan Islam agama yang sempurna dan mulia ini. Ini hanyalah fitnahan keji yang diciptakan oleh orang-orang yang membenci Islam.
Islamofobia Perusak Kedamaian
Kebencian terhadap Islam seakan tidak bisa dibendung lagi, mereka (kafir Barat) yang membenci Islam senantiasa menebar kebencian kepada masyarakat sehingga tak heran jika kaum Muslim selalu didiskrimanisikan, agama diframing buruk dengan terorisme, radikalisme dan anti demokrasi.
Beginilah akibat diterapkannya sistem kapitalis sekularisme yang menjunjung tinggi nilai liberalisme. HAM dan demokrasi yang digaungkan hanyalah pemanis belaka. Semua diserukan hanya untuk kepentingan melanggengkan kekuasaan. Toleransi justru tak berlaku bagi Islam.
Padahal Islam adalah agama yang selalu menebarkan kedamaian, bahkan untuk melenyapkan satu nyawa seorang Muslim atau orang yang tak bersalah sangat dilarang oleh Islam. bahkan untuk berlaga di medan perang, Islam memiliki aturan tidak sembarang darah yang ditumpahkan. Maka hal demikian adalah tuduhan yang tak mendasar dan hanya dipenuhi stigma terhadap syariat Islam. Sebab, Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang akan menebarkan kedamaian dan keberkahan jika diterapkan secara kaffah.
Islam Umat Terbaik
Sebagai agama rahmatan lil alamin, penerapan Islam secara kaffah akan menghantarkan pada kehidupan umat manusia yang sesuai dengan fitrah. Namun hari ini, agama Islam sedang diolok-olok, ajarannya dihinakan, ulamanya dikriminalisasi, ormasnya dibubarkan, umatnya dilabeli teroris. Sungguh malapetaka yang sangat pedih bagi Islam dan umatnya.
Padahal, umat Islam telah Allah SWT sematkan predikat umat terbaik, yang dengannya akan mampu menyelesaikan seluruh problem manusia.
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS Ali Imran: 110)
Oleh karena itu, kepedihan terbesar bagi umat Islam adalah tidak adanya sistem Islam yaitu khilafah di tengah-tengah umat saat ini yang mampu menjaga umat Islam dari segala bahaya dan juga berbagai propaganda Barat serta mengembalikan kejayaan umat dalam naungan Daulah Islamiyyah. Wallahu a’lam.[]
Oleh: Lilla Hasni Killian
0 Komentar