TintaSiyasi.com -- Perjalanan yang tak mudah, berat dan ‘berdarah-darah’ dalam hijrah telah dilalui oleh Founder Paguyuban Artis Taubat, Moekti Tjondro Pamoengkas. Mantan artis pemilik nama beken Moekti Chandra ini bahkan pernah hampir down karenanya.
Betapa tidak, kehidupan yang semula mewah bergelimang harta, berubah 180 derajat. Ketika menjadi artis, Moekti Chandra yang dipanggil Abah Ottey ini tak kurang harta. Untuk satu setel pakaian live show-nya saja, bila diuangkan sekarang, bisa mencapai lebih dari satu miliar. Belum lagi sepatu dan berbagai aksesoris lainnya yang terbuat dari emas dan perak.
Ketika memutuskan hijrah, Abah totalitas meninggalkan dunia keartisan, bahkan memusnahkan semua yang ia dapat dari bernyanyi. "Semua itu Abah buang. Bahkan uang juga Abah bakar. Jadi, ekstrem banget itu. Maaf, sampai enggak punya celana saking habis dibakar," kenangnya.
Risiko kehilangan harta dan keterkenalan serta jauh dari gemerlap dunia keartisan, ternyata masih belum cukup menjadi ujian hijrahnya. Pascahijrah, Abah masih harus mendapat bully-an dan dilecehkan teman, bahkan keluarga. "Masa-masa paling sulit hijrah itu tahun 2002-2005. Itu sangat luar biasa, ya. Di mana kehidupan ekonomi sangat hancur. Bahkan, sampai makan nasi aking segala, selama enam bulan. Kita makan itu, sehari nggak makan, besok makan. Itu udah biasa buat kami," ungkapnya.
Beratnya ujian demi ujian dalam hijrah itu sempat membuat Abah Ottey nyaris down. "Hampir enggak percaya, kok, hijrah tuh, gini, sih? Udah ingin bener, kok, malah susah?" imbuhnya.
Namun, bersyukur ia menemukan titik baliknya. Dengan dukungan kuat dari istri, ditambah dukungan doa dari sahabat-sahabatnya yang lain, Abah Ottey pun tetap terjaga di jalan hijrah. "Untung aja istri enggak meninggalkan Abah karena Umi sudah islami duluan," ujarnya.
Menurut Abah, selain istri, sang kakak Harry Moekti merupakan sosok yang memberikan pengaruh cukup kuat baginya dalam memperoleh nikmat hijrah serta nikmat hidup bersama orang shaleh.
Di samping itu, sebuah keyakinan akan kebenaran firman Allah, "min haitsu la yahtasib" (Q.S. Ath-Thalaq:3) telah menjadi titik baliknya. Abah meyakini bahwa Allah akan mengangkat derajat seseorang, ketika dia mau dan mampu untuk menerima bahwa hidayah itu datangnya dari Allah. Sebagaimana Umar Bin Khattab yang masa jahiliyahnya menjadi tokoh paling ditakuti. Setelah hijrah, Umar bin Khattab pun menjadi tokoh luar biasa.
Selain itu, keyakinan bahwa rezeki datangnya dari Allah juga menjadi kekuatan besar di masa titik baliknya untuk bertahan di jalan hijrah. Abah mencontohkan, seekor burung yang terbang jauh berkilo-kilo meter hanya untuk mencari makan untuk dirinya dan juga anak-anaknya telah Allah beri rezeki. Terlebih manusia yang berada di jalan Allah, niscaya akan ditolong-Nya.
"Nah, di sinilah titik balik di mana Abah menyakini bahwa hidup di jalan Allah itu lebih nikmat. Walaupun di hadapan sebagian orang dianggap miskin, 'Yah, sekarang jualan roti. Sekarang jualan gorengan,' tapi, itulah nikmatnya hijrah," ungkapnya.
Kini, Abah Ottey telah mantap di jalan hijrahnya. Dengan kunci K3 yang ia temukan, Abah menjadi mantap dan merasakan nikmatnya hijrah. K3 yaitu konsisten, komitmen dan konsekuen. Konsisten di jalan yang dipilih, yaitu Islam. Komitmen bahwa hanya Islamlah yang terbaik untuk hidup. Konsekuen memegang teguh agama Islam ini, walau berbagai ujian dihadapi.
Keyakinan dan keteguhannya di jalan hijrah itu bahkan ia abadikan pada kata "Ottey" yang menjadi nama panggilannya kini. "OTTEY itu singkatan dari Orangnya Tetap Teguh Emban Yang dipegangnya, yaitu Islam kaffah," ujarnya.
Tak disangka, perubahan besar dalam hidup Abah Ottey ternyata bermula dari seorang tukang cukur. "Justru yang membuat Abah ingin berhijrah dan bertekad untuk hijrah itu seorang tukang cukur di samping studio rekaman Abah di tahun 2003, di Hayam Wuruk, Jakarta Barat," katanya.
Menurutnya, diskusi tentang kehidupan bersama tukang cukur itu mendorongnya hijrah. Abah merasakan hidupnya resah. Uang melimpah, tetapi faktanya hidup di dunia setan. Dunia yang penuh kepalsuan yang tidak diridhai Allah.
Ditambah dukungan dari istri dan Almarhum Ustaz Harry Moekti, Abah kian mantap hijrah memilih jalan Allah. Bersama Paguyuban Artis Taubat ia tampung aspirasi dan tebar inspirasi dari para artis yang berhijrah.
"Alhamdulillah, salah satu personil ST12 atau Setia Band juga ada yang udah ngaji dengan Abah. Suda halaqah. Kan, luar biasa? Ini jadi tanda bahwa paguyuban Artis Taubat juga mumpuni untuk mengajak orang lain ijrah bareng-bareng," ujarnya.
Kini Abah Ottey kian mantap menapaki jalan hijrah. Ia berharap banyak mengajak dan menebarkan virus-virus kebaikan (Islam). "Fokus dakwah, dakwah, dakwah," ujarnya. Dengan begitu ia berharap umat sadar urgensi penerapan syariat. "Agar umat menjadi sadar dan paham pentingnya syariat Islam kaffah ini diterapkan di bumi ini. Bila tidak, maka sebuah kehancuran akan terus melanda kaum muslim dan kaum-kaum yang lain," pungkasnya. [] Saptaningtyas
0 Komentar