TintaSiyasi.com-- Mutung. Dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mutung artinya adalah patah hati sehingga tidak mau melanjutkan hubungan dan sebagainya. Begitu pula patah hati. Artinya dalam KBBI ada enam, yaitu, cabar hati, hilang keberanian, hilang kemauan, tidak mau berusaha (berkumpul) lagi, kecewa karena putus percintaan, dan kecewa karena harapannya gagal.
Setiap orang pernah kecewa, hingga patah hati. Hanya saja setelah patah hati, mau lanjut mutung atau tidak itu pilihan. Begitu juga, setiap orang pernah marah. Ketika marah akan lanjut mutung atau meredam kemarahannya itu pilihan. Dan setiap pilihan itu akan dihisab.
Terjun di medan dakwah bukanlah perkara yang ringan. Aral terjal melintang, badai topan menghempas, dan onak duri yang menyeka sering menghiasi perjalanan dakwah kita. Terkadang kecewa, marah, patah hati pun pernah dialami ketika berdakwah. Saat hal itu terjadi, kita mau mutung atau tetap istiqamah dalam dakwah, inilah pilihan dan akan kita pertanggungjawaban.
Dari perspektif syariat, istiqamah artinya tetap konsisten di jalan yang ditempuh, yaitu Islam apa pun yang terjadi. Salah satu surah menjelaskan perintah untuk istiqamah. "Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (TQS. Hud [11]: 112)
Oleh karena itu, sejatinya istiqamah adalah perkara yang harus diupayakan dan perlu dijaga. Jika dakwah adalah kewajiban sebagi seorang Muslim. Istiqamah di jalan dakwah adalah kewajiban agar sebagai Muslim tak mudah terlempar dari medan dakwah.
Mencabar Alasan Seorang Muslim Harus Istiqamah dan Tidak "Mutungan" dalam Dakwah
Dakwah bukanlah perkara yang ringan, namun jangan dianggap sulit. Karena dakwah adalah kewajiban seorang Muslim. Berbicara terkait dakwah, memang dakwah harus istiqamah. Apalagi tantangan dakwah dalam tata kehidupan kapitalisme sekuler sangatlah tinggi. Dakwah kerap mendapat stigma yang tidak mengenakkan. Walhasil, ada yang istiqamah dalam dakwah dan ada pula yang mutung dari dakwah dan akhirnya berhenti dari dakwah. Mencabar alasan dakwah harus istiqamah dan tidak gampang mutungan adalah sebagai berikut.
Pertama, mutungan bukan sifat Muslim yang tangguh. Oleh karena itu, tidak sepatutnya menuruti hawa nafsu untuk mutung dari dakwah. Ketika melalui lika-liku dakwah, rasa marah dan kecewa sering menggelayut. Tetapi, seharusnya perasaan itu ditaklukkan, jangan dibiarkan atau dituruti. Karena, jika dituruti bisa gugur dalam medan dakwah.
Namanya berdakwah, harus siap menerima qada. Ketika kita sudah berlelah-lelah dalam proses, tetapi hasil tidak sesuai harapan. Seharusnya muhasabah dan tetap semangat. Bukan malah mutung. Sebagaimana ketika kita sudah ikhtiar mengajak orang dalam kebaikan Islam. Bukannya sepakat, tapi dakwah malah ditolak. Di saat yang sama kita jangan marah dengannya. Tetapi, tetap didoakan dan menahan marah dengan sabar.
Sebagaimana dalam ayat Al-Qur'an dituliskan untuk menahan marah. "Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. (TQS. Ali Imran[3]: 134)
Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut bahwa apabila mereka mengalami emosi, maka mereka menahannya (yakni memendamnya dan tidak mengeluarkannya); selain itu mereka memaafkan orang-orang yang berbuat jahat kepada mereka.
Dari Abu Amr ibnu Anas ibnu Malik, dari ayahnya yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Barang siapa yang mengekang amarahnya, maka Allah menahan siksa-Nya terhadapnya. Dan barang siapa yang mengekang lisannya, maka Allah menutupi auratnya. Dan barang siapa yang meminta maaf kepada Allah, maka Allah menerima permintaan maafnya.
"Ibnu Mas’ud berkata, Nabi bertanya, ‘Siapa yang kalian anggap sebagai orang yang perkasa?’ Kami menjawab, ‘Dia yang tidak bisa dikalahkan keperkasaannya oleh siapa pun.’ Nabi menimpali, ‘Bukan demikian, akan tetapi yang perkasa adalah orang yang bisa menahan dirinya ketika marah’.” (HR Muslim)
Sekali lagi, jangan sampai marah dan kecewa kita membuat kita mutung. Karena itu menunjukkan kelemahan kita. Semakin kuat dan tangguhnya kita bergelut di medan dakwah, semakin kuat pula dalam mengendalikan emosi yang berkecamuk.
Kedua, istiqamah di jalan kebenaran adalah kewajiban. Istiqamah artinya tegak atau lurus. Selain itu, istiqamah adalah sebuah pembuktian tentang sejauh mana kesungguhan seseorang dalam berislam.
"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagimu, (60) dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.” (61)." (Q.S Yasin: 60-61)
Dalam ayat di atas terungkap, jika kita tidak kuat menahan ujian istiqamah dalam Islam. Bisa jadi hal tersebut menjerumuskan kita ke jalan setan yang dimurkai Allah SWT. Makanya, menjaga istiqamah di jalan dakwah itu penting.
Ketiga, dakwah adalah jalan emas mewujudkan umat satu yang terbaik. Hanya dengan dakwah, umat Islam mampu menjadi umat terbaik di muka bumi. Hanya dengan Islam dakwah seseorang dapat menjadi insan yang terbaik. Hanya dengan dakwah Islam, sebuah komunitas menjadi komunitas terbaik. Dakwahlah yang membuat hidup kita jadi bermakna dan berguna.
Dalam sebuah ayat dijelaskan, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (Q.S. Ali Imran [3]: 110).
Sebagai seorang Muslim jangan lupa senantiasa memurnikan niat dalam melakukan segala aktivitas. Niat ini yang akan arah amal yang kita lakukan. Ketika niatnya bukan untuk meraih ridha Allah. Dapat dipastikan seseorang itu akan mudah sekali gugur di medan dakwah. Semoga Allah senantiasa istiqamahkan kita di jalan Islam yang lurus. Amin.
Dampak Pendakwah yang Tidak Istiqamah dan "Mutungan" terhadap Pembumian Ajaran Islam
Sebagaimana balasan terbaik yang dijanjikan Allah SWT kepada mereka yang mampu istiqamah dalam dakwah, mereka yang tidak istiqamah pun juga akan mendapat balasan yang sepadan. Dakwah tak hanya mengajak kepada yang baik dan makruf. Tapi, mencegah kemungkaran. Di sinilah titik balik ujian dakwah. Bagaimana mengemas dakwah tetap elegan, menarik, dan diminati. Inilah ujian para pengemban dakwah dan tentunya berpengaruh terhadap kemenangan dakwah Islam dan pembumian ajaran Islam.
Begini dampak pendakwah yang tidak istiqamah dan mutungan. Pertama, mutung dakwah bisa merusak ukhuwah. Memang terkadang menyebalkan ketika menghadapi orang yang diberitahu jalan Islam yang lurus, tapi tetap saja ngeyel dengan jalan kelirunya. Sudah dijelaskan, terkait masalah ini dilarang, tetapi masih saja dilanggar. Normalnya, kita geram. Hanya saja, jangan sampai kita mutung. Karena bagaimana pun dia adalah saudara kita yang harus tetap didoakan, jaga ukhuwah, dan senantiasa didakwahi.
"Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa ialah tegakkanlah agama (dengan keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik untuk mengikuti agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada agama-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya). (Q.S As-Syura: 13)
Kedua, tersesat di jalan yang dimurkai Allah SWT. Ketika seseorang sudah tidak istiqamah, hal itu memungkinkan mereka terjatuh di jalan yang sesat. "Tunjukilah kami kepada jalan yang lurus (6) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat; bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat. (7). (Q.S Al-Fatihah: 6-7)
Setiap kita shalat, senantiasa kita mohon agar senantiasa istiqamah di jalan Islam. Mengapa? Karena jika tidak istiqamah, dapat dipastikan jalan yang dilalui adalah jalan yang menyimpang dari Islam. Oleh karena itu, benar-benar kita sama-sama agar senantiasa istiqamah dakwah dan istiqamah niatnya hanya karena Allah SWT. Jangan sampai dakwah sudah berhasil tetapi niatnya tidak istiqamah karena Allah SWT. Walhasil, niat yang tidak lurus ini yang membakar amal-amal shalih kita.
Ketiga, dimurkai Allah SWT dan mendapatkan azab yang pedih. Sekali lagi, dakwah adalah jalan emas (golden ways). Dakwah itu membawa kebaikan untuk yang melakukannya dan membawa kebaikan untuk yang jadi obyeknya. Meninggalkan jalan dakwah sama saja mengundang kemurkaan Allah SWT. Sebagaimana dikatakan dalam dikatakan dalam hadis di bawah ini.
"Jika manusia telah bakhil dengan dinar dan dirham, saling berjual-beli dengan cara al-‘aynah, mengikuti ekor-ekor lembu dan meninggalkan jihad di jalan Allah, maka Allah pasti menurunkan kepada mereka bencana. Lalu Allah tidak mengangkat bencana itu hingga mereka merujuk kembali agama mereka." (HR Ahmad, ath-Thabarani dan al-Baihaqi).
Allah berfirman: “Serulah manusia kepada jalam Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl [16]: 125).
Apa pun kondisi yang terjadi, jadikanlah dakwah sebagai aktivitas terbaik. Jangan sampai lelah menyampaikan kebenaran Islam dan jangan mudah mutung dalam menghadapi kenyataan. Benar, harus kuat menghadapi kenyataan, baik dan buruk kembalikan kepada Allah SWT. Bagaimana pun juga, kualitas dan loyalitas pendakwah sangat menentukan keberhasilan dakwah.
Kiat Jitu yang Diajarkan Islam agar Pendakwah Tetap Istiqamah dan Tidak "Mutungan"
Apabila sudah mengetahui pedihnya balasan karena tidak istiqamah dalam dakwah. Tentunya kita akan menyadari dan berjuang agar senantiasa istiqamah di jalan Islam. Kita sadari dakwah itu tak hanya mengajak kepada kebaikan, tetapi juga mencegah kemungkaran, bahkan melawan kemungkaran. Di sinilah ujian itu bermain. Terkadang ketika melawan kemungkaran, banyak ujian yang menghadang.
Begini kiat jitu yang diajarkan Islam agar pendakwah tetap istiqamah dan tidak gampang mutungan. Pertama, memurnikan niat, ketulusan ini erat kaitannya dengan niatan. Apabila niatan benar karena Allah SWT, tentunya amal perbuatan juga sampai kepada Allahu Rabbi. Tetapi jika niatnya keliru, mungkinkah amal ibadah tersebut diterima Allah? Mungkinkah dakwah akan berhasil jika niatnya tidak tulus dan lurus? Mungkinkah dakwah mampu istiqamah jika niatnya tidak lillah?
Jika niatnya lurus, kegagalan dakwah tidak akan pernah bisa menyurutkan langkahnya dalam berdakwah. Begitu juga, ketika dia memenangkan medan dakwah, tidak akan membuatnya sombong dan jemewa. Inilah jika dakwah murni dan lurus karena Allah SWT. Ketulusan dalam dakwah tidak akan pernah mengkhianati hasil di hadapan Allah SWT. Ketulusan dakwah yang akan membuat menang di hadapan Allah SWT.
Kedua, berdoa minta pertolongan Allah SWT, agar diistiqamahkan dalam dakwah dan tidak gampang mutung. Sebagaimana doa yang ada dalam surah Al-Imran. "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami; dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (rahmat)" (TQS. Ali Imran: 8).
Kita ini manusia yang lemah dan terbatas. Seharusnya hal itu kita sadari, sehingga untuk mampu istiqamah dan mengolah hati agar senantiasa lurus di jalan Islam, mohon kepada Allah SWT. Doa adalah otaknya ibadah, alangkah lancar dan mudahnya hidup kita jika senantiasa mengawali apa pun dengan berdoa kepada Allah SWT. Dengan berdoa, hati juga menjadi ringan ketika menghadapi hasil yang tidak sesuai harapan.
Ketiga, sabar atas hasil yang Allah SWT tetapkan. Wilayah manusia adalah memaksimalkan ikhtiar, tapi wilayah hasil adalah hak prerogatif Allah SWT. Sehingga ketika berdakwah, yang perlu dijadikan catatan adalah bersungguh-sungguh dan senantiasa muhasabah diri agar kemasan dakwah semakin bagu dan mudah diterima umat. Hasilnya diserahkan kepada Allah SWT dan tidak boleh mutung dengan apa pun yang Allah qadakkan nantinya.
Keempat, ikut dalam jamaah (komunitas/kelompok) dakwah. Agar senantiasa istiqamah, berkumpulah dan berdakwahlah secara berkelompok. Agar senantiasa bisa saling menguatkan. Nah, ketika dalam satu jamaah ada berbagai karakter, harus mampu bersabar dengan teman-teman satu tim. Karena namanya manusia tak ada gading dan retak atau tak luput dari kesalahan. Jika keliru diingatkan, jika benar didukung. Jika berbeda pendapat dan sama-sama benarnya ya saling menghargai dan menempatkan diri.
Dakwah wajib secara individu maupun kelompok. Jika dakwah sendirian harus sabar, dakwah kelompok juga harus kompak dan sabar. Karena jika dakwah jamaah ini terorganisir dengan baik, insyaallah akan bisa mengalahkan kejahatan yang terorganisir. Nah, sebagai sesama pengemban dakwah harus menjaga kekompakan dalam dakwah dan taat kepada pemimpin. Ketika menemui kekurangan sesama tim dakwah, sabar dan tetap mengingatkan dengan baik.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pertama. Dakwah adalah perkara wajib. Istiqamah di dalam dakwah adalah sebuah keharusan, tidak mutungan juga harus. Dakwah memang tidak mudah dan tidak ringan, ujian yang datang senantiasa menghiasi perjuangan dakwah. Oleh karena itu, harus dipahami, mutungan bukan sifat seorang Muslim yang tangguh dan dakwah adalah jalan emas mewujudkan kemenangan Islam. Maka, beristiqamahlah!
Kedua. Dampak tidak istiqamah dan gampang mutung dalam pembumian ajaran Islam sangat berpengaruh. Sekalipun hasil itu wilayah Allah SWT, tetapi peran pendakwah terhadap kemenangan dakwah sangat besar. Mau tidak mau kualitas pendakwah harus diperbaiki dan loyalitas pendakwah harus dijaga. Berikut dampaknya, pertama, adalah dapat merenggangkan dan merusak ukhuwah Islam. Kedua, tersesat di jalan yang dimurkai Allah SWT. Sekarang seseorang jika tidak berada di jalan dakwah, kira-kira akan ada di jalan mana? Ketiga, tidak istiqamah membuat Allah SWT semakin murka dan tentunya jika demikian akan mendapat balasan yang pedih. Ketiga dampak tersebut, seyogyanya harus menjadi cambuk kita agar senantiasa istiqamah dalam dakwah.
Ketiga. Kiat jitu yang diajarkan Islam dalam menjaga dakwah agar pendakwah istiqamah adalah sebagai berikut. Pertama, memurnikan niat hanya karena Allah SWT. Niat yang lurus akan membuat orang tidak gampang mutung ketika dakwah gagal dan tidak mudah sombong ketika dakwah berhasil. Kedua, berdoa minta pertolongan Allah SWT, agar hati senantiasa ditetapkan iman Islam di jalan yang lurus. Ketiga, sabar atas segala ketetapan Allah SWT dan yang keempat adalah bergabung dalam komunitas dan kelompok dakwah Islam. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga keistiqamahan kita dalam Islam.[]
Oleh: Ika Mawarningtyas
Dosol Uniol 4.0 Diponorogo dan Analis Muslimah Voice
Nb: MATERI KULIAH ONLINE UNIOL 4.0 DIPONOROGO (Rabu, 13 Oktober 2021)
Di bawah asuhan Prof. Dr. Suteki, S.H., M. Hum.#Lamrad #LiveOpperressedOrRiseUpAgainst
0 Komentar