TintaSiyasi.com -- Sobat. Segala puja dan puji hanya milik Allah SWT. Saya memuji-Nya dengan pujian seseorang yang mengakui kelemahan untuk bersyukur kepada-Nya, hingga menghinakan diri di antara rasa malu dan menundukkan pandangan.
Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah, Maha Esa, dan tiada sekutu bagi-Nya, dengan persaksian yang datang dengan murni dan luhur. Saya bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, pemberi kabar gembira dan peringatan, serta lampu yang menerangi, yang cahayanya menjangkau seluruh ufuk.
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah, laksanakanlah ketaatan kepada-Nya dan janganlah kalian membiarkan nafsu kalian melakukan kemaksiatan, karena ia seperti hewan yang tidak terkendali. Penuntunnya adalah pahala dari Allah, dan penggiringnya adalah takut kepada siksa Allah. Jika ia tidak merespons terhadap ketakutan dan harapan, dan tetap berada dalam tabiatnya, maka ia berfoya-foya di tempat kebinasaan. Siapa yang mampu menahan diri dari nafsunya, sungguh dia telah menjaga dirinya. Siapa yang melepaskannya, tidak mampu menahannya, maka dia telah menghinakannya.
Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ (٦)
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. at-Tahrim (66): 6)
Sobat. Dalam ayat ini, Allah memerintahkan orang-orang yang beriman agar menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah. Mereka juga diperintahkan untuk mengajarkan kepada keluarganya agar taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka. Keluarga merupakan amanat yang harus dipelihara kesejahteraannya baik jasmani maupun rohani.
Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan shalat dan bersabar, sebagaimana firman Allah: Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam mengerjakannya. (TQS. Thaha [20]: 132)
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat. (TQS. Asy-Syu'ara' [26]: 214)
Sobat. Ajarlah keluarga dan para pengikut kalian. Kendalikan, nasihati, dan didiklah adab kepada mereka. Diriwayatkan bahwa ketika ayat ke-6 ini turun, 'Umar berkata: "Wahai Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana menjaga keluarga kami?" Rasulullah SAW menjawab: "Larang mereka mengerjakan apa yang kamu dilarang mengerjakannya dan perintahkan mereka melakukan apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Begitulah caranya menyelamatkan mereka dari api neraka. Neraka itu dijaga oleh malaikat yang kasar dan keras yang pemimpinnya berjumlah sembilan belas malaikat. Mereka diberi kewenangan mengadakan penyiksaan di dalam neraka. Mereka adalah para malaikat yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.
Sobat. Hak anak adalah kewajiban bagi orang tua. Dari Abu Hurairah ra Rasulullah SAW bersabda, “Setengah kewajiban orang tua memenuhi hak anak , ada tiga perkara: Pertama. Memberi nama yang baik ketika lahir. Kedua. Mendidiknya dengan Al-Qur'an (agama Islam ). Ketiga. Mengawinkan ketika hendak dewasa."
Dari Yazid Raqqasyi diriwayatkan Anas bin Malik ra, “Ketika punya anak dididik ilmu dan Al-Qur'an, ayahnya memperoleh pahala selama anak tersebut melaksanakan ajaran ilmu dan Al-Qur'an, tetapi ketika punya anak dibiarkan terlantar pendidikannya (sehingga menjadi fasik), maka ayahnya di samping menanggung dosa sendiri (akibat terlena ) juga dosa-dosa anaknya.”
Sobat. Abu Laits As-Samarqandi dalam Kitab Tanbihul Ghafilin menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kebahagiaan seseorang ditentukan oleh empat perkara yaitu: Pertama. Isteri yang baik atau sholihah. Kedua. Anak-anak terdidik patuh kepadanya. Ketiga. Bergaul dengan orang-orang sholeh. Keempat. Mata pencaharian tidak jauh dari tempatnya (cukup dari dalam negeri)." Salam dahsyat dan luar biasa![]
Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si
CEO Educoach,.Penulis Buku Gizi Spiritual, Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo, dan Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
0 Komentar