TintaSiyasi.com -- Umumnya anak-anak di sore hari menjelang berbuka sudah riuh, menghadapi berbuka itu membahagiakan rupanya. Terang saja, seharian menahan lapar dan haus saat berbuka moment yang sangat ditunggu-tunggu. Es buah, ketan hitam, bala-bala, cireng, kurma, nasi lengkap denga lauk pauknya terhidang nyata di hadapan, seakan bisa dihabiskan semuanya dalam satu kali berbuka. Namun ketika saatnya berbuka tiba, ternyata cukup dengan air putih hangat, kurma, bala-bala dan es buah saja sudah keburu kenyang. Mungkin history Ramadan semasa kita kecil dulu mengalami hal yang sama, sungguh indah untuk dikenang. Dan melihat kembali fenomena berbuka anak-anak kita saat ini seakan mengulangi kisah yang sama.
Terkadang kita dapati anak sudah merengek minta bebuka sebelum waktunya, ada juga yang mencuri-curi kesempatan minum karena haus dengan sembunyi atau makan kue tanpa memberitahu siapapun, meski terkadang ketahuan juga oleh kita. Semua itu tidak lain adalah sebuah proses di masa kanak-kanak, karenanya ada ruang pendidikan di sana yang harus dilakukan oleh orang tua.
Pendidikan keimanan bangunan paling mendasar pada diri anak, sebab puasa adalah konsekuensi dari keimanan,maka anak harus dipahamkan terlebih dahulu makna syahadat, makna iman kepada Allah dan Rasul-Nya, makna iman kepada malaikat, mereka tentara-tentara Allah yang tidak pernah melanggar perintah termasuk melakukan pengawasan terhadap setiap amal. Berikutnya dipahamkan juga iman kepada kitab-kitab Allah,lebih spesifik kepada Alquran sebagi petunjuk hidup. Makna keimanan kepada hari qiyamah, hari penghisaban dan per tanggung jawaban semua perbuatan hamba kelak di hari itu sebisa mungkin tergambar di beankanak. Juga memahamkan makna iman kepada qadha dan qadar, baik buruknya datang dari Allah SWT. Dengan demikian anak berpuasa karena dorongan keimanan.
Jika proses belajar puasa anak belum sempurna maka yang harus dikuatkan adalah keimanan dan berlatih secara bertahap hingga anak mampu puasa . Puasa adalah perintah Allah dan bagian dari rukun Islam, setiap muslim wajib menunaikannya,jika tidak azab dari Allah SWT sungguh sangat pedih. “Ayah beritahukan kepadamu Na, puasa itu menahan diri dari haus dan lapar serta segala yang membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga tenggelam matahari. , jika belum waktunya janganlah berbuka karena itu dosa besar”.
Dari Abu Umâmah al-Bâhili, dia berkata: Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua laki-laki yang mendatangiku, keduanya memegangi kedua lenganku, kemudian membawaku ke sebuah gunung terjal. Keduanya berkata kepadaku, “Naiklah!” Aku menjawab, “Aku tidak mampu”. Keduanya berkata, “Kami akan memudahkannya untukmu”. Maka aku naik. Ketika aku berada di tengah gunung itu, tiba-tiba aku mendengar suara-suara yang keras, maka aku bertanya, “Suara apa itu?” Mereka menjawab, “Itu teriakan penduduk neraka”. Kemudian aku dibawa, tiba-tiba aku melihat sekelompok orang tergantung (terbalik) dengan urat-urat kaki mereka (di sebelah atas), ujung-ujung mulut mereka sobek mengalirkan darah. Aku bertanya, “Mereka itu siapa?” Mereka menjawab, “Meraka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum waktunya”. [HR. Nasâ’i dalam as-Sunan al-Kubra, no. 3273; Ibnu Hibbân; Ibnu Khuzaimah; al-Baihaqi, 4/216; al-Hâkim, no. 1568; ath-Thabarani dalam Mu’jamul Kabîr. Dishahihkan oleh al-Hâkim, adz-Dzahabi, al-Haitsami. Lihat: al-Jâmi’ li Ahkâmis Shiyâm, 1/60].
Banyak kita lihat saat ini di pasar-pasar,di warung-warung makan, seorang Muslim berbuka di siang hari, seharusnya mereka mendapatkan hukuman dari negara, tapi negara kita tidak peduli tentang itu karena negara tidak menjaga ketakwaan rakyatnya bahkan membiarkan saja orang-orang makan dan minum secara terbuka di bulan Ramadhan.
Demikianlah Allah akan menyiksa seorang Muslim di mana dia berbuka sebelum sampai waktunya. Maka sejatinya bukan karena kita tidak bisa menahan makan dan minum, namun lebih kepada godaan hawa nafsu dan lepasya muraqabatullah dari dalam diri kita. Untuk itu Nak, tetaplah dalam kesadaran bahwa berpuasa itu adalah kewajiban, mentaatinya Allah janjikan surga Rayyan.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Ustazah Yanti Tanjung
Pakar Parenting Islam
0 Komentar