TintaSiyasi.com -- Alih-alih menghukum dua politisi India yang telah menghina Nabi Muhammad SAW dengan setimpal, justru rezim India makin menunjukkan arogan dan kesombongannya kepada Islam dengan melakukan kriminalisasi, persekusi, dan diskriminasi. Penghinaan dimulai dari juru bicara partai Bharatiya Janata (BJP), Nupur Sharma. Melansir CNBC Indonesia.com dari Sputnik News (11/6/2022), dia disebut mengolok-olok Al-Qur'an dan menyamakannya dengan 'bumi itu datar'.
Sharma juga disebut menghina Nabi Muhammad SAW, karena menikah dengan istrinya Aisyah saat masih muda. "Nabi Muhammad menikahi seorang gadis berusia enam tahun dan kemudian berhubungan dengannya pada usia sembilan tahun," ujarnya dalam sebuah video yang kemudian dihapus oleh saluran televisi tersebut. Namun dia membela diri jika ucapannya bentuk pembelaan atas 'penghinaan yang dibuat pada dewa Hindu Siwa'. Dalam unggahan di akun Instagramnya, Sharma mengatakan dirinya tidak bisa menerima penghinaan dan rasa tidak hormat tersebut.
Bukan hanya Sharma, hal serupa juga dilakukan oleh juru bicara BJP lain Naveen Jindal. Dia mengatakan penghinaan Islam di media sosial. Alasan Jindal juga sama dengan Sharma. Di Twitter, dia mempertanyakan beberapa komentar yang dibuat terhadap dewa-dewa Hindu. Dua politisi India ini dari partai petahana berdalih menghina Islam karena untuk membela Tuhan-nya yang dihina. Tetapi, bagaimanapun alasan dua politisi India tersebut tidak dapat diterima. Mereka tetaplah penghina Nabi Muhammad SAW yang sepatutnya dihukum.
Namun, apakah mampu rezim India menegakkan keadilan dan memberikan hukuman kepada mereka? Alih-alih membuat penghina Islam jera, justru rezim makin brutal dan liar menyiksa umat Islam yang ada di sana. Makin lama makin sombong. Mentang-mentang berkuasa bertindak zalim kepada agama minoritas di sana sudah menjadi hal biasa. Mampukan dunia Islam menekan India? Bagaimana cara agar rezim India tidak berbuat semena-mena terhadap umat Islam?
Pertama, pemerintah India menangkap dua tokoh Islam yang melakukan aksi protes agar Sharma dan Jindal ditangkap. Dikutip dari viva.co.id (13/6/2022), pihak berwenang India telah menangkap dua orang karena menjadi bagian dari aksi protes yang terjadi di luar Masjid Jama, di ibu kota New Delhi pada dua hari lalu. Sejumlah komunitas Islam melakukan aksi protes dan menuntut juru bicara partai BJP yang telah membuat komentar menghina tentang Nabi Muhammad untuk dihukum.
Kedua, aparat India terkesan menyiksa para pengunjuk rasa dan ada yang ditembak mati. Dikutip dari Viva.co.id (13/6/2022), dua remaja pemrotes Muslim juga ditembak mati oleh polisi pada pekan lalu, di kota timur Ranchi. Selain itu, kerusuhan sporadis di negara bagian Uttar Pradesh utara juga telah memaksa pihak berwenang menangkap lebih dari 300 orang pengunjuk rasa.
Tempo.co (14/6/2022) mengabarkan, sekitar 400 orang telah ditangkap sejak Jumat lalu, karena dituduh terlibat kerusuhan. Demonstrasi meletup mulai dari Delhi, Uttar Pradesh, Jharkhand, Karnataka, Benggala Barat, Telangana, Madhya Pradesh, Gujarat, Bihar, dan Hyderabad. Dua pengunjuk rasa tewas setelah ditembak polisi di Ranchi, pada Jumat. Kedua korban adalah Mudasir, remaja pria berusia 14 tahun dan Sahil Ansari, 19 tahun. Mereka ditembak setelah salat Jumat.
Ketiga, rezim India menghancurkan rumah promotor aksi protes penghina Nabi. Dua hari setelahnya, pihak berwenang di negara bagian Uttar Pradesh, menghancurkan rumah beberapa orang yang dituduh terlibat dalam kerusuhan setelah demo menentang penghinaan Nabi Muhammad pekan lalu. Kepala menteri negara bagian Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, memerintahkan penghancuran tempat-tempat ilegal dan rumah orang-orang yang dituduh terlibat dalam kerusuhan menyusul demo menentang penghinaan Nabi Muhammad SAW. Properti dua orang lagi yang dituduh melempar batu setelah salat Jumat dihancurkan juga di negara bagian itu.
Keempat, polisi menangkap influencer Muslim India. Polisi menangkap pula seorang YouTuber dari Kashmir, Faisal Wani karena memposting video yang menunjukkan dia memenggal patung politisi perempuan Nupur Sharma. Polisi mengatakan bahwa video itu telah menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Sejatinya, empat fakta di atas telah mengonfirmasi kebrutalan rezim India makin menjadi-jadi. Bisa jadi umat Islam tumpah ruah melakukan aksi demonstrasi karena sudah geram dengan rezim Narendra Modi yang bengis dan anti Islam. Rezim India begitu zalim kepada Umat Islam karena beberapa hal berikut.
Pertama, mengidap islamofobia akut. Sikap ketakutan pada Islam terlalu berlebihan sehingga mendorong mereka untuk bertindak zalim dan diskriminatif. Rentetan kezaliman rezim India banyak sekali. Bahkan, ada yang mengatakan kekejaman mereka mirip dengan Yahudi Israel yang senantiasa menunjukkan aksi brutalnya kepada Muslim di Palestina dan sekitarnya.
Kedua, kedengkian dan kebencian yang tak berujung. Umat Islam pernah berjaya di India, bahkan buktinya ada sampai hari ini. Dikutip dari Republika.co.id (7 November 2019), Taj Mahal, Redford, Fateh Puri, dan bangunan megah lainnya menjadi saksi kejayaan Islam di India. Ada banyak versi tentang proses masuknya Islam ke India. Meski begitu, datangnya ajaran Islam ke anak benua India itu bisa diklasifikasikan dalam tiga gelombang.
Gelombang pertama dibawa orang Arab pada abad ke-8 M. Gelobang kedua disebarkan orang Turki pada abad ke-12 M dan gelombang ketiga dibawa orang Afghanistan pada abad ke-16 M. Menurut sebuah versi, Islam pertama kali bersemi di India pada abad ke-7 M. Umat Hindu yang berkuasa seolah-olah menyimpan kedengkian dan kebencian teramat sangat, karena umat Islam berjaya pada zaman dahulu. Mereka takut, keyakinan mereka terusik, dan mereka tak ingin Islam men jadi agama mayoritas di India. Dorongan kedengkian dan kebencian inilah yang memicu konflik berkepanjangan di India. Terlebih rezim pun memiliki tangan/kekuasaan untuk melakukan kezaliman demi kezaliman pada umat Islam.
Ketiga, sistem demokrasi sekularisme melanggengkan diskriminasi, persekusi, dan kriminalisasi terhadap umat Islam. Sekularisme yang menyuarakan hak asasi manusia (HAM) tidak mampu melindungi hak-hak umat Islam di seluruh dunia. Justru sistem ini membuat penguasa tidak berperikemanusiaan. Bayangkan, yang terjadi di India itu, hewan disembah, manusia yang berbeda keyakinan diperlakukan lebih keji dari hewan. Betapa zalimnya rezim India anti Islam ini.
Sebenarnya kezaliman yang menimpa umat Islam ini terjadi karena umat Islam tidak ada yang melindungi. Saat Muslim India dibantai aksi brutal rezim India tidak ada satu pun penguasa Muslim yang menghentikan aksi rezim India. Paling banter mereka hanya mengecam. Di kala politisi India menghina Islam, tidak ada satu pun negeri Muslim yang berani mengirimkan pasukannya untuk menghentikan kesombongan rezim India penyembah binatang ini. Lantas, akankah keadilan bisa tegak hari ini?
Tidak ada pilihan lain, kecuali umat Islam bersatu dalam naungan institusi Islam, yakni Khilafah Islamiah. Dahulu India adalah daerah yang ditaklukkan peradaban Islam. Ketika peradaban Islam runtuh, India kembali diselimuti kekufuran. Hingga hari ini, nasib Muslim India tidak ada yang membela dan menjaga nyawa dan harta mereka. Rezim India tak segan menghancurkan rumah umat Islam dan membunuh kaum Muslim di sana. Oleh karena itu, jangan berharap pada demokrasi kapitalisme sekuler lagi. Umat Islam harus menciptakan arus islamisasi masif demi tegaknya khilafah Islam yang kedua. Khilafah yang telah dijanjikan Nabi Muhammad SAW dalam sebuah periwayatannya.[] Ika Mawarningtyas
0 Komentar