TintaSiyasi.com -- Sobat. Memikirkan ciptaan-ciptaan-Nya adalah salah satu cara paling baik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Baginda Rasulullah SAW bersabda, “Berpikirlah kalian tentang ciptaan Allah, janganlah kalian berpikir tentang Allah, karena kalian tidak akan mampu melakukannya”. Hasan berkata, “Berpikir satu saat itu lebih baik daripada beribadah satu malam”. Hal ini diperkuat oleh perkataan Ibrahim bin adham berkata, “Berpikir adalah hajinya akal dan hati”.
أَوَلَمۡ يَنظُرُواْ فِي مَلَكُوتِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا خَلَقَ ٱللَّهُ مِن شَيۡءٖ وَأَنۡ عَسَىٰٓ أَن يَكُونَ قَدِ ٱقۡتَرَبَ أَجَلُهُمۡۖ فَبِأَيِّ حَدِيثِۢ بَعۡدَهُۥ يُؤۡمِنُونَ (١٨٥)
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al-Qur'an itu?” (QS Al-A’raf (7) : 185).
Sobat. Dalam ayat ini Allah mengecam mereka yang mendustakan Rasul. Mengapa mereka tidak memperhatikan apa yang terdapat pada kerajaan langit, dalam ruang angkasa yang sangat luas dengan jutaan bintang-bintang dan sejumlah planet-planet yang belum diketahui secara pasti keadaannya, beserta bulan-bulan yang beredar sekelilingnya di tiap-tiap planet itu. Dan mengapa pula mereka tidak memperhatikan apa yang terjadi di bumi, lautan, dan daratan dengan segala hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di alam keduanya? Semua makhluk itu bagaimana kecilnya tunduk kepada suatu hukum yang rapi dan pasti, "Siapakah yang menciptakan hukum atau Sunnah itu?" Sekiranya mereka sejenak merenungkan isi kerajaan langit dan bumi itu tentulah mereka akan memperoleh petunjuk untuk membenarkan kerasulan Muhammad SAW, mereka beriman kepada ayat-ayat Al-Qur'an yang dibawanya.
Sobat. Demikian pula halnya, sekiranya mereka memperhatikan dengan mendalam pada diri mereka sendiri. Manusia sebagai makhluk yang hidup pastilah akan berakhir dengan kematian, cepat atau lambat. Apakah mereka akan menghadap Tuhan dengan membawa amal kejahatan itu? Orang-orang kafir akan menyadari betapa bijaksananya jika sekiranya mereka menerima peringatan-peringatan dan ajaran-ajaran yang dibawa Rasul. Apa yang dibawa oleh Rasul itu sebenarnya bermanfaat bagi mereka di dunia dan di akhirat, yakni kepercayaan tentang adanya hari Kiamat dan hari pembalasan, buruk dan baik dan berita kehidupan sesudah mati. Jika mereka tidak percaya kepada ajaran Al-Qur'an yang dibawa oleh Rasul itu, maka adakah ajaran lain atau berita lain yang patut mereka percayai? Jika mereka tidak menemukan berita dan ajaran lainnya, maka Al-Qur'an-lah satu-satunya pilihan dan pegangan bagi mereka.
Sobat. Syekh Abdul Azis Ad-Dirini Seorang Sufi besar abad ke-7 H mengatakan bahwa berpikir ada tiga macam. Pertama. Berpikir tentang ciptaan-ciptaan dan menarik kesimpulan tentang Allah. Ini adalah perbuatan para ulama. Kedua. Berpikir tentang kebaikan-kebaikan detail ciptaan Allah dan keutamaan-keutamaan nikmat Allah. Ini adalah bahan untuk bersyukur kepada Allah. Ketiga, berpikir tentang perbuatan-perbuatan baik bagaimana cara mengikhlaskannya. Ini adalah perbuatan para ahli ibadah.
Sobat. Keimanan akan mendorong seorang Mukmin untuk menghormati orang yang lebih tua, mengasihi yang muda, serta memuliakan para ulama. Orang yang beriman akan merasa bahagia ketika melihat orang lain mendapat anugerah dan kebahagiaan.
Allah SWT Berfirman :
فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ (١٥٩)
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran (3) : 159).
Sobat. Meskipun dalam keadaan genting, seperti terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian kaum Muslim dalam Perang Uhud sehingga menyebabkan kaum Muslim menderita, tetapi Rasulullah tetap bersikap lemah lembut dan tidak marah terhadap para pelanggar itu, bahkan memaafkannya, dan memohonkan ampunan dari Allah untuk mereka. Andaikata Nabi Muhammad SAW bersikap keras, berhati kasar tentulah mereka akan menjauhkan diri dari Beliau.
Di samping itu Nabi Muhammad SAW selalu bermusyawarah dengan mereka dalam segala hal, apalagi dalam urusan peperangan. Oleh karena itu kaum Muslim patuh melaksanakan keputusan-keputusan musyawarah itu karena keputusan itu merupakan keputusan mereka sendiri bersama Nabi. Mereka tetap berjuang dan berjihad di jalan Allah dengan tekad yang bulat tanpa menghiraukan bahaya dan kesulitan yang mereka hadapi. Mereka bertawakal sepenuhnya kepada Allah, karena tidak ada yang dapat membela kaum Muslim selain Allah.
Sobat. “Hati bagaikan sebatang pohon yang disirami air ketaatan. Keadaan hati mempengaruhi buah yang dihasilkan anggota tubuh. Buah dari mata adalah perhatian untuk mengambil pelajaran. Buah dari telinga adalah perhatian terhadap Al-Qur'an. Buah dari lidah adalah zikir. Kedua tangan dan kaki membuahkan amal-amal kebajikan. Sementara bila hati dalam keadaan kering, buah-buahnya pun akan rontok dan manfaatnya hilang. Karena itu , ketika hatimu kering siramilah dengan memperbanyak zikir.” Demikian penjelasan Ibnu Athaillah.
Sobat. Saat ini kita mebutuhkan banyak orang dan banyak ulama yang hati mereka disibukkan dengan zikir dan rasa takut kepada Allah, hati yang dipenuhi sikap tunduk kepada Allah, serta diisi dengan sikap tawaduk di hadapan Allah dan di hadapan manusia. []
Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si
CEO Educoach, Penulis Buku Gizi Spiritual, Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo, Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
0 Komentar