TintaSiyasi.com -- Selain pesan yang disampaikannya harus sesuai dengan visi misi media massa yang ditarget untuk memuat naskah opini Anda, redaksi kata yang ditulis pun haruslah diupayakan seoptimal mungkin 𝑧𝑒𝑟𝑜 𝑚𝑖𝑠𝑡𝑎𝑘𝑒 (tanpa kesalahan).
“Tapi kan di media tersebut ada editor, biarlah dia yang memperbaikinya.” Mungkin sebagian dari Anda berpikir begitu. Coba sekarang dibalik, andai Anda yang menjadi editor lalu dihadapkan pada dua naskah yang sama-sama sesuai visi misi media, bedanya yang satu 𝑧𝑒𝑟𝑜 𝑚𝑖𝑠𝑡𝑎𝑘𝑒 sedangkan lainnya bertabur salah ketik. Naskah mana yang akan dipilih untuk dimuat? Kalau saya, tentulah memilih yang 𝑧𝑒𝑟𝑜 𝑚𝑖𝑠𝑡𝑎𝑘𝑒.
Selain meringankan pekerjaan editor (yang insyaAllah berpahala), menulis 𝑧𝑒𝑟𝑜 𝑚𝑖𝑠𝑡𝑎𝑘𝑒 juga menunjukkan keprofesionalan Anda dalam berdakwah melalui tulisan. Bukankah berdakwah itu wajib? Tentu bila kewajiban dijalankan dengan lebih profesional akan lebih baik lagi bukan? Maka, mengedit sendiri (swasunting) sebelum dikirim ke media itu penting. Bagi yang kesulitan melakukan swasunting, semoga tips di bawah ini bisa membantu.
𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎, 𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑑𝑢𝑙𝑛𝑦𝑎 𝑧𝑒𝑟𝑜 𝑚𝑖𝑠𝑡𝑎𝑘𝑒. Yang pertama kali dibaca oleh editor adalah judul. Maka, baca ulang judul beberapa kali secara perlahan dan pastikan semua kata yang ditulis di judul tidak ada yang salah ketik. Pastikan semua huruf awal di setiap kata pada judul ditulis pakai huruf kapital, kecuali yang terkategori partikel (di antaranya: di, demi, ke, dan, dengan, atau, kepada). Pastikan semua huruf awal pada kata partikel tetap berhuruf kecil kecuali berada di awal judul. Pastikan tidak ada tanda baca titik (.) dalam judul.
Contoh:
1. Ke Negeri Kinanah demi Totalitas Dakwah
(Benar.)
2. Ke Negeri Kinamnah demi Totalitas Dakwah
(Ada tipo dalam menuliskan kata 𝐾𝑖𝑛𝑎𝑛𝑎ℎ.)
3. Ke Negeri Kinanah Demi Totalitas Dakwah
(Ada kesalahan dalam menulis hufur awal [d] pada partikel 𝑑𝑒𝑚𝑖 yang seharusnya tak boleh pakai huruf kapital.)
4. ke Negeri Kinanah demi Totalitas Dakwah
(Ada kesalahan pada penulisan huruf awal (K) pada kata awal (Ke) di judul yang seharusnya pakai huruf kapital meskipun itu partikel.)
5. Ke Negeri Kinanah demi Totalitas Dakwah.
(Ada kesalahan berupa pembubuhan tanda baca titik [.] di akhir kalimat karena dalam judul tidak boleh ada tanda baca titik [.].)
Namun bila Anda masih bingung dengan semua aturan di atas, maka semua huruf dalam judul dibuat kapital saja tetapi tetap tidak boleh ada tanda baca titik (.).
6. KE NEGERI KINANAH DEMI TOTALITAS DAKWAH
(Benar.)
7. KE NEGERI KINANAH DEMI TOTALITAS DAKWAH.
(Ada kesalahan berupa pembubuhan tanda baca titik [.] di akhir kalimat karena dalam judul tidak boleh ada tanda baca titik [.].)
𝐾𝑒𝑑𝑢𝑎, 𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑔𝑟𝑎𝑓 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑔𝑟𝑎𝑓𝑛𝑦𝑎 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑧𝑒𝑟𝑜 𝑚𝑖𝑠𝑡𝑎𝑘𝑒. Bila editor sudah merasa cocok dengan judulnya, maka dia bakal membaca paragraf pertama, maka pastikan jangan sampai ada kesalahan ketik pula dalam pembubuhan tanda baca, besar kecilnya huruf, spasi, maupun tipo dalam penulisan kata/frasa. Pastikan semua kata/frasa yang bukan dari bahasa Indonesia baku dimiringkan. Setelah dibaca lebih dari sekali dan yakin tak ada kesalahan maka lakukan hal yang sama pada setiap paragraf berikutnya hingga paragraf terakhir.
𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎, 𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑙𝑖𝑠𝑎𝑛 𝑛𝑎𝑚𝑎 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔, 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑟, 𝑑𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟. Cek ulang nama orang, gelar, dan jabatan orang yang dikutip ke mesin pencari kata Google untuk mengurangi kemungkinan salah dalam penulisan. Begitu juga dengan nama tempat, nama program dan lainnya, pastikan pula tidak keliru dalam penulisannya.
𝐾𝑒𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡, 𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑙𝑎𝑔𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑗𝑢𝑑𝑢𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑔𝑟𝑎𝑓 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟. Setelah semua tips di atas dilakukan, baca ulang sekali lagi secara jeli dari judul hingga paragraf terakhir. Bila masih ada kesalahan, langsung perbaiki. Bila sudah 𝑧𝑒𝑟𝑜 𝑚𝑖𝑠𝑡𝑎𝑘𝑒, berarti naskah sudah siap dikirimkan.
Memang terasa berat bagi yang belum terbiasa melakukan swasunting. Namun nikmati saja setiap prosesnya dalam upaya menjadikan menulis opini sebagai uslub dakwah. InsyaAllah pahala berlimpah Anda dapatkan dari setiap kesungguhan yang dilakukan agar opini yang disajikan enak dibaca, menarik, dan mencerahkan. Aamiin.[]
Depok, 14 Zulkaidah 1443 H | 13 Juni 2022 M
Oleh: Joko Prasetyo
Jurnalis
0 Komentar