TintaSiyasi.com -- Baru saja penulis membuat komitmen dengan Abah Moekti Chandra, adik dari Almarhum Ustad Khair Harry Moekti. Ketua Paguyuban Artis Tobat ini, juga mengikuti jejak sang kakak, menjadi pejuang syariah dan khilafah.
Komitmennya, adalah untuk diskusi bersama, mengenang kembali napak tilas perjuangan sang kakak. Mungkin, banyak kalangan yang hanya mengetahui bahwa Ustaz Harry Moekti hanyalah seorang Rocker.
Konon, nama aslinya adalah Hariadi Wibowo, berubah nama menjadi Harry Moekti ketika banyak yang menanyakan dirinya Harrry yang mana dan yang dijawab "Harry yang adiknya Moekti", jadilah beliau dipanggil Hari Moekti.
Sejak kecil hingga menamatkan studinya di SMA, hari-hari Ustaz Harrry Moekti dihabiskan di Cimahi dan Bandung. Kemudian sebagai anak tentara, Ustaz Harry mengikuti orang tuanya yang pindah tugas ke Semarang.
Di kota Semarang, Ustaz Harry pernah menjadi room boy di Hotel Patra Jasa Semarang selama satu tahun. Dari kota Semarang pula karier Ustaz Hari Moekti dalam bidang musik dimulai. Ustaz Harry dan beberapa kawannya membentuk grup band Darodox (dari bahasa jawa yang berarti nderedeg atau gemetar).
Tahun 1980 sesudah ayahnya meninggal, Ustaz Harry kembali ke Bandung. Di Bandung, Harry bergabung dengan Orbit band, Primas band bersama Tommy Kasmiri, kemudian New Bloodly band. Perjalanan musik Ustaz Harry kemudian dilanjutkan di kota Jakarta dengan bergabung bersama Makara dari tahun 1982 sampai tahun 1985.
Namun ketika Ustaz Harry melakukan rekaman solo, grup ini bubar. Suatu hal yang dianggap mengangkat kariernya adalah ketika dirinya bergabung dengan Krakatau pada tahun 1985.
Beberapa rekaman Ustaz Harry Moekti yang meledak di pasaran antara lain adalah Lintas Melawai pada tahun 1987, Ada Kamu, Aku Suka Kamu Suka dan Satu Kata bersama grup band Adegan. Selama kariernya Ustaz Harry telah membuat tujuh album rekaman, albumnya yang terakhir adalah Di Sini.
Album terakhir itu dibuat ketika Ustaz Harry mulai menekuni agama Islam lebih mendalam, sehingga Ustaz Harry tidak melakukan promosi dengan mengadakan show seperti yang dilakukan setiap penyanyi ketika albumnya muncul. Akibatnya album terakhir itu kurang laku di pasaran.
Dunia yang dekat petualangan alam adalah dunia Ustaz Harry yang lainnya ketika masih menjadi penyanyi. Beliau sempat membuat klub panjat tebing di Sukabumi, juga menjadi anggota SAR, aktif dalam olahraga Arung Jeram (search and Rescue), kemudian mengikuti kursus terjun payung di Australia. Semua itu dilakukannya dari tahun 1990 sampai 1996.
Itulah, pengetahuan umum tentang Ustaz Harry Moekti yang diketahui publik. Baru sebagian, yang tahu bahwa beliau adalah pejuang syariah dan khilafah.
Beliau, begitu apik memimpin acara Konferensi Khilafah 2007 di Gelora Bung Karno. Acara paling spektakuler ketika itu, yang diselenggarakan oleh HTI.
Penulis dahulu juga hanya melihat beliau dari layar kaca, mengenalnya sebagai Rocker. Perjumpaan pertama kali, setelah beliau menjadi pejuang syariah dan khilafah, saat mengisi Tabligh Akbar pada agenda Recovery Mental di Bantul, pada peristiwa gempa Jogja 2006.
Kala itu, penulis masih menjadi mahasiswa fakultas hukum semester 5, dan ikut menjadi relawan gempa Jogja. Saat seminggu di Jogja, penulis dan tim membuat sejumlah agenda dakwah dan diantaranya mendatangkan Da'i Ustaz Harry Moekti.
Tak terasa, sudah 4 tahun sejak tanggal 24 Juni 2018 lalu almarhum meninggal. Beliau dimakamkan di Caringin, Bogor, Jawa Barat hari Senin pagi, 25 Juni 2018.
Nah, ketemu Abah Moekti Chandra itu dalam rangka menapaktilasi perjuangan almarhum. Menceritakan kembali, bagaimana kegigihan, keistiqanahan dan utamanya kesabaran dan keikhlasan almarhum dalam mengemban dakwah. Juga untuk ziarah ke makam almarhum.
Memang benar beliau telah meninggal, tapi nama beliau tetap hidup, atsar perjuangan beliau yang tak kenal lelah memperjuangkan syariah dan khilafah, akan terus mengirimkan pahala jariah. Apalagi, saat khilafah tegak dan memakmurkan bumi, beliau akan mendapatkan kiriman pahala jariah dari setiap kebajikan yang dibuat oleh khilafah.
Bahkan, hingga kota Roma ditaklukan kelak, beliau juga akan mendapatkan bagian pahala dari penaklukan kota Roma. Sebab Roma hanya bisa ditaklukan oleh pasukan kaum muslimin. Kaum muslimin hanya bisa bersatu, memiliki pemimpin yang satu dan pasukan yang kuat, setelah kaum muslimin menegakkan khilafah.
Itu artinya, kota Roma akan ditaklukan pasukan khilafah. Dan Ustaz Khair Harry Moekti punya peran, amalan perjuangan menegakkan khilafah. Karena itu, beliau juga akan mendapatkan kiriman pahala dari penaklukan kota Roma yang sudah dijanjikan.
Semoga besok (Ahad, 21/8), penulis bisa memenuhi akad menemui Abah Moekti Chandra, dan bersama-sama Ziarah ke makam Almarhum Ustaz Khair Harry Moekti. [].
Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
0 Komentar