Yakinlah akan Janji Allah

TintaSiyasi.com -- Sobat. Yakin janji Allah, yakin Al-Qur'an adalah petunjuk Allah membuat hati menjadi tenang dan tak perlu takut kelaparan. Ternyata terhambatnya rezeki, sejatinya adalah sedang diujinya  terhadap keyakinan  diri kita kepada Allah. Diuji terhadap keyakinan akan janji Allah sesuai ayat-Nya di dalam Al-Qur'an. Jika kita bisa melalui itu, Insyaallah kita akan semakin dekat kepada Allah. Bertabah Iman? Bukankah Iman dan Islam adalah keberuntungan hakiki atau rezeki yang baik? Rezeki yang Insya Allah langsung rezeki nyata di akhirat?

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡمُشۡرِكُونَ نَجَسٞ فَلَا يَقۡرَبُواْ ٱلۡمَسۡجِدَ ٱلۡحَرَامَ بَعۡدَ عَامِهِمۡ هَٰذَاۚ وَإِنۡ خِفۡتُمۡ عَيۡلَةٗ فَسَوۡفَ يُغۡنِيكُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦٓ إِن شَآءَۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٞ  

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. At-Tawbah (9) : 28).

Sobat. Setelah Rasulullah SAW menunjuk Abu Bakar menjadi amirul hajj, Rasulullah memberi tugas kepada Ali bin Abi thalib agar mendampingi Abu Bakar membacakan ayat-ayat permulaan surah at-Taubah di hadapan orang banyak. Timbullah kecemasan di kalangan kaum Muslim karena khawatir akan menghadapi kesulitan makanan akibat orang-orang musyrik tidak dibolehkan masuk ke Mekah untuk melakukan ibadah haji. 

Pada akhir ayat ini, Allah menjamin orang-orang mukmin dari kemelaratan. Mereka tidak perlu khawatir akan kekurangan makanan dan barang-barang dagangan akibat larangan Allah terhadap kaum musyrik tersebut yang biasanya datang ke tanah suci membawa barang dagangan. Jaminan Allah kepada orang Mukmin untuk mendapat kehidupan yang baik tergantung kepada kegiatan usaha dan ikhtiar seseorang. Namun demikian, tidak terlepas dari kehendak Allah, kepada siapa Allah memberikan karunia-Nya. 

Oleh karena itu, orang Mukmin hendaklah mempertebal keimanan dan tawakalnya kepada Allah di samping melakukan usaha dan ikhtiar. Allah mengetahui urusan yang akan datang, baik mengenai kemakmuran atau kemelaratan yang menimpa penduduk suatu negeri. Allah Mahabijaksana dalam segala hal terutama mengenai ketentuannya, baik berupa perintah maupun larangan.

Allah telah memenuhi janji-Nya karena kenyataannya penduduk Makkah tidak mengalami kesulitan kehidupan. Setelah tersiar larangan tersebut, semakin banyak orang musyrik masuk Islam, bukan saja mereka yang berada di sekitar Jazirah Arab, malahan hampir sampai ke segenap penjuru. 

Mereka tentulah berkewajiban menunaikan ibadah haji di samping mereka bebas mengunjungi tanah suci. Hal ini merupakan salah satu jalan bagi penduduk Mekah untuk memperoleh kemakmuran hidup. Dengan adanya larangan Allah terhadap orang-orang musyrik memasuki Masjidilharam, terjadilah perselisihan pendapat antara ulama fiqih sebagai berikut:

Pertama.  Orang musyrik dan Ahli Kitab tidak dibolehkan memasuki Masjidilharam, sedang mesjid lainnya dibolehkan terhadap Ahli Kitab. Demikian menurut mazhab Imam Syafii.

Kedua.  Orang-orang musyrik termasuk Ahli Kitab tidak dibolehkan memasuki semua mesjid. Demikian menurut mazhab Maliki.

Ketiga.  Yang dilarang memasuki Masjidilharam adalah orang musyrik saja, (tidak termasuk Ahli Kitab). Demikian menurut mazhab Hanafi.

Keempat.  Sebagian Ulama berpendapat bahwa orang musyrik dilarang memasuki tanah haram dan jika dia datang secara diam-diam (menyamar) kemudian ia mati dan dikuburkan maka setelah diketahui, wajiblah digali kuburnya dan dikuburkan di luar tanah haram.

Sobat. Rahasia agar kita memperoleh  keberuntungan dan keajaiban rezeki yang datangnya tidak disangka-sangka :

Pertama. Menyadari betul bahwa kita orang yang penuh dosa sehingga layak terus bertaubat dan memperbanyak istighfar.

Kedua. Meminta ampunan dengan penuh kesadaran tinggi atas dosa-dosanya. Sungguh sadar diri pendosa dan taubat tak mau melakukannya lagi. Mintalah Ampunan kepada Allah SWT.

وَأَنِ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِ يُمَتِّعۡكُم مَّتَٰعًا حَسَنًا إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗى وَيُؤۡتِ كُلَّ ذِي فَضۡلٖ فَضۡلَهُۥۖ وَإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنِّيٓ أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٖ كَبِيرٍ  

Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat” (QS. Hud :3).

Ketiga. Jangan mengingkari nikmat-nikmat Allah. Mereka selalu mencari rupa rezeki untuk disyukuri. Mereka mengembalikan rezeki Allah dengan rajin sedekah, berbagi, dan melakukan hal yang bermanfaat , baik dan halal.

Keempat. Yakin Allah Maha pemberi rezeki. Jika yakin Allah, yakin ayat-ayat Al-Qur'an dari-Nya. Kita akan percaya bahwa semua yang hidup di dunia ini dijamin rezekinya oleh Allah kita bisa baca lagi QS Hud ayat 6. Ingat pula cerita cicak di dinding yang makanannya nyamuk. Allah Maha Pemberi rezeki. Percaya Allah, kita juga jadi percaya ayat-ayat ini. Jadi tugas kita dalam lingkaran di mana manusia menguasai (Mukhayyar) adalah berdoa atau meminta, ikhtiar dan tawakkal sebagai lading amal sholeh kita. Selebihnya, percaya kuasa Allah mengatur rezeki kita.

إِنَّمَا تَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَوۡثَٰنٗا وَتَخۡلُقُونَ إِفۡكًاۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَا يَمۡلِكُونَ لَكُمۡ رِزۡقٗا فَٱبۡتَغُواْ عِندَ ٱللَّهِ ٱلرِّزۡقَ وَٱعۡبُدُوهُ وَٱشۡكُرُواْ لَهُۥٓۖ إِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ 

Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan” (QS. Al-Ánkabut (29) : 17).

Sobat. Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa sesembahan selain Dia sudah jelas merupakan hasil ciptaan tangan manusia sendiri, tetapi mereka berdusta dengan menganggapnya tuhan yang sebenarnya. Mereka menganggap hasil ciptaan mereka yang berbentuk patung dan berhala itu sanggup memberi manfaat atau keuntungan kepada mereka. Ibrahim mencela dan mengecam anggapan mereka karena patung-patung itu sedikit pun tidak sanggup memberi rezeki kepada mereka. Rezeki itu adalah wewenang mutlak yang hanya dimiliki oleh Allah. Oleh karena itu, dianjurkan kepada mereka supaya memohon rezeki dan penghasilan hanya kepada Allah, kemudian mensyukuri jika yang diminta itu telah dikabulkan-Nya. Hanya Allah yang mendatangkan rezeki bagi manusia serta semua kenikmatan hamba-Nya. Manusia dianjurkan untuk mencari keridaan-Nya dengan jalan mendekatkan diri kepada-Nya. 

Ayat ini ditutup dengan lafal "kepada-Nyalah kamu dikembalikan" artinya manusia harus bersiap-siap menemui Allah dengan beribadah dan bersyukur. Setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas segala amal perbuatannya dan semua kenikmatan yang mereka terima.

Kelima. Tidak menambah dosa lagi terlihat atau tidak terlihat.

أَمَّنۡ هَٰذَا ٱلَّذِي يَرۡزُقُكُمۡ إِنۡ أَمۡسَكَ رِزۡقَهُۥۚ بَل لَّجُّواْ فِي عُتُوّٖ وَنُفُورٍ  

Atau siapakah dia yang memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki-Nya? Sebenarnya mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri?” (QS. Al-Mulk (67) : 21).

Keenam. Ikhtiar, tawakal dan terus ingat Allah. Silahkan baca QS At-talaq ayat 3,4,dan 5.  Allah  akan memberi jalan keluar, rezeki yang datangnya tidak disangka-sangka, memberi kecukupan, dan memudahkan segala urusan. Dan mengampuni segala dosa dan kesalahan serta dimasukkan ke dalam surga-Nya.

Ketujuh. Selalu melakukan amal sholeh dan perbuatan baik dengan membantu  orang menghilangkan lapar dan melindungi mereka dari ketakutan.

Sobat. Sejatinya  semua rezeki berasal dari Allah yang patut kita syukuri dengan memperbanyak ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Benar sekali kata Allah, makin banyak  bersyukur, makin banyak rezekinya, makin banyak kebruntungan hakiki. Semoga ini menjadi pengingat pada kita semua kembali ke jalan yang lurus. []


Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Goreskan Tinta Emas, Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo, Wakil ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Posting Komentar

0 Komentar