TintaSiyasi.com -- Sobat. Berjanjilah pada dirimu setiap pagi untuk menyelesaikan pekerjaan kecil dengan baik. Cukup langkah kecil yang baik ke depan. Tuntaskan pekerjaan-pekerjaan kecil setiap hari. Lakukan langkah-langkah kecil untukmengubah apa yang dapat kau ubah. Kerjakan segala hal, sekalipun kecil, asal jangan berhenti bekerja. Lakukan segala hal secara disiplin, telaten, dan kontinyu.
Sobat. Tidaklah penting kita melakukan hal-hal besar dalam hidup kita; kita cukup melakukan hal-hal kecil, tetapi dengan cinta yang besar. Kerahkan seluruh cintamu untuk mengerjakan hal-hal yang dasar, dan belajarlah mengerjakan segala hal yang kuat dan kukuh.
Sobat. Ingatlah jika kau tidakmenyibukkan dirimu dengan kebenaran maka kau akan disibukkan oleh kebatilan. Agar lentera tetap menyala, ia harus selalu diisi minyak.
Sobat. Kalau kita melakukan sesuatu karena cinta kepada-Nya membuat Allah memberikan tiga nikmat yang paling besar. Sebagaimana penjelasan Ibnu Athaillah, “Jika Dia memberimu tiga hal, berarti Dia memberimu nikmat yang paling besar: Menjaga batas-batas-Nya. Setia memenuhi janji kepada-Nya. Dan tenggelam dalam penyaksian kepada-Nya.”
Sebagaimana Allah SWT berfirman :
مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl (16) : 97).
Sobat. Allah SWT dalam ayat ini berjanji bahwa Allah swt benar-benar akan memberikan kehidupan yang bahagia dan sejahtera di dunia kepada hamba-Nya, baik laki-laki maupun perempuan, yang mengerjakan amal saleh yaitu segala amal yang sesuai petunjuk Al-Qur'an dan sunah Rasul, sedang hati mereka penuh dengan keimanan.
Rasulullah bersabda:
Dari 'Abdullah bin 'Umar bahwa Rasulullah saw bersabda, "Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup dan menerima dengan senang hati atas pemberian Allah (Riwayat Ahmad).
Sobat. Kehidupan bahagia dan sejahtera di dunia ini adalah suatu kehidupan di mana jiwa manusia memperoleh ketenangan dan kedamaian karena merasakan kelezatan iman dan kenikmatan keyakinan. Jiwanya penuh dengan kerinduan akan janji Allah, tetapi rela dan ikhlas menerima takdir. Jiwanya bebas dari perbudakan benda-benda duniawi, dan hanya tertuju kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta mendapatkan limpahan cahaya dari-Nya.
Sobat. Jiwanya selalu merasa puas terhadap segala yang diperuntukkan baginya, karena ia mengetahui bahwa rezeki yang diterimanya itu adalah hasil dari ketentuan Allah swt. Adapun di akhirat dia akan memperoleh balasan pahala yang besar dan paling baik dari Allah karena kebijaksanaan dan amal saleh yang telah diperbuatnya serta iman yang bersih yang mengisi jiwanya.
Sobat. Nikmat pertama adalah menjaga batas-batas Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Allah telah menetapkan berbagai kewajiban, jangan kalian abaikan. Dia melarang berbagai hal, jangan kalian langgar. Dia menentukan sejumlah batas, jangan kalian terobos. Dia juga mendiamkan sejumlah hal sebagai rahmat, bukan karena lupa. Maka , jangan kalian car-cari hukumnya.” (HR. al-Daruqutni).
Allah SWT berfirman :
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut (29) : 69).
Sobat. Ayat ini menerangkan janji yang mulia dari Allah kepada orang-orang mukmin yang berjihad di jalan-Nya dengan mengorbankan jiwa dan hartanya serta menanggung siksaan dan rintangan. Oleh karena itu, Allah akan memberi mereka petunjuk, membantu mereka membulatkan tekad, dan memberikan bantuan, sehingga mereka memperoleh kemenangan di dunia serta kebahagiaan dan kemuliaan di akhirat kelak.
Allah berfirman:
(Yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, "Tuhan kami ialah Allah." Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa. (Al-Hajj/22: 40).
Makna jihad dalam ayat 69 ini ialah melakukan segala macam usaha untuk menegakkan agama Allah dan meninggikan kalimat-Nya, termasuk juga memerangi orang-orang kafir yang memerangi umat Islam. Menurut Abu Sulaiman ad-Darani, jihad di sini bukan berarti memerangi orang-orang kafir saja, melainkan juga berarti mempertahankan agama, dan memberantas kezaliman. Adapun yang utama ialah menganjurkan perbuatan makruf, melarang dari perbuatan yang mungkar, dan memerangi hawa nafsu dalam rangka menaati perintah Allah.
Mereka yang berjihad itu dijanjikan Allah jalan yang lapang. Janji ini pasti akan terlaksana, sebagaimana firman-Nya:
Dan sungguh, Kami telah mengutus sebelum engkau (Muhammad) beberapa orang rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan (yang cukup), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Dan merupakan hak Kami untuk menolong orang-orang yang beriman. (Ar-Rum/30: 47).
Dalam ayat ini diterangkan bahwa orang-orang yang berjihad di jalan Allah itu adalah orang-orang yang berbuat baik (muhsin). Hal ini berarti bahwa segala macam perbuatan, sesuai dengan yang digariskan Allah dalam berjihad itu, adalah perbuatan baik. Dinamakan demikian karena orang-orang yang berjihad itu selalu berjalan di jalan Allah. Orang-orang yang tidak mau berjihad adalah orang yang tidak baik, sebab ia telah membangkang terhadap perintah Allah untuk melakukan jihad. Orang itu adalah orang yang sesat, karena tidak mau meniti jalan lurus yang telah dibentangkan-Nya.
Dalam ayat ini dinyatakan bahwa Allah selalu beserta orang-orang yang berperang di jalan-Nya, memerangi hawa nafsu, mengusir semua bisikan setan dari hatinya, dan tidak pernah menyia-nyiakan ajaran agama-Nya. Pernyataan ini dapat menenteramkan hati orang yang beriman dalam menghadapi orang-orang kafir dan membangkitkan semangat mereka berjuang di jalan-Nya.
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Allah, pasti akan ditunjukkan kepada mereka jalan-Nya. Dari ayat ini dipahami bahwa lapangan jihad yang luas bisa dilaksanakan dengan berbagai cara, berupa perkataan, tulisan, dan pada situasi tertentu dapat dilakukan dengan senjata. Karena luas dan banyaknya lapangan jihad berarti banyak sekali jalan-jalan yang dapat ditempuh seorang mukmin untuk sampai kepada keridaan Allah, asal semua jalan itu diniatkan untuk menegakkan kebenaran, keadilan, dan kebaikan.
Sobat. Nikmat kedua adalah setia memenuhi janji kepada Allah. Kita telah berjanji kepada Allah untuk beribadah kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Di sisi lain, Allah berjanji memberikan kepemimpinan, keteguhan agama, dan rasa aman kepada mereka yang beriman dan beramal sholeh. Sebagaimana janji Allah SWT dalam QS. Annur (24) ayat 55.
Sobat. Nikmat yang ketiga adalah tenggelam dalam penyaksian kepada-Nya. Ini merupakan tingkatan ihsan seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Engkau menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya. Jika kau tidak melihat-Nya, Dia sungguh melihatmu.” (HR. Bukhari-Muslim).
Artinya , kau berikut seluruh perasaanmu tertarik dari dunia dan seluruh keadaannya sehingga lenyap secara total yang tersisa hanya perasaan bahwa kau berada di hadapan Allah seraya bermunajat melalui bacaan Al-Qur'an, zikir, dan doa seakan-akan kau melihat-Nya.
Sobat. Cara terbaik mengungkapkan syukur kepada Allah yang menciptakan kita dengan menjadi orang yang baik yaitu dengan bersikap kasih sayang dan lembut pada orang lain. Syukur adalah kata paling indah yang dicintai Allah, ketika berulangkali diucapkan oleh lisan manusia. []
Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual
0 Komentar