TintaSiyasi.com -- Ulama muda, Ustaz Muhibbuddin, S.H.I mengungkapkan maksud tiga kata aamiin yang diucapkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam.
"Ada tiga kata aamiin yang diucapkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam ketika suatu kali Baginda Nabi naik mimbar," katanya dalam Tarhib Ramadhan, Happy Ramadhan, Happy Family: Momentum Kebersamaan Menuju Islam Kaffah. Rabu (22/3/2023).
Ia menceritakan, ketika Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam naik mimbar, beliau mengucapkan kata aamiin tiga kali. Aamiin, aamiin, aamiin. Setelah turun dari mimbar, sahabat pun bertanya kepada Nabi. "Ya Rasulullah, apa yang menyebabkan engkau menyebut aamiin tiga kali saat engkau naik mimbar tadi?
"Jadi, kejadiannya seperti begini, Rasulullah Ṣallallāhu alaihi wa sallam disuruh me- aamiinkan tiga hal oleh Malaikat Jibril. "Katakan aamiin, ya Muhammad," ceritanya.
Kemudian ia melanjutkan kisahnya. Aamiin yang pertama ini berat, tetapi amalannya sangat ringan.
"Apabila namamu disebut di sisinya, dan orang yang mendengar namamu tidak bershalawat atas-mu, maka celakalah ia," ucapnya.
Maka dari itu, katanya, para ulama mengambil kesimpulan bahwa ketika ada nama Nabi Muhammad SAW. disebutkan, dan dia tidak mau bershalawat atas nabi, maka berdosa. Sebab ia telah meninggalkan kewajiban.
"Meskipun disebutkan nama Nabi Muhammad SAW. berkali-kali, kita harus ikhlas membaca Allahumma sholli ala Muhammad wa ala Ali Muhammad," tegasnya.
Kemudian aamiin yang kedua juga penting bagi kita. Yaitu ketika orang yang menjumpai kedua orang tuanya jika masih hidup atau salah satunya yang masih hidup, tetapi mereka tidak menjadi pintu surga bagi kita. Maka, hal demikian sangat celaka. Oleh karena itu, jika keduanya masih ada, hormati, rawat, dan berbuat baiklah kepada mereka. Sehingga, tidak berlebihan Allah SWT. mengatakan pada Surah Luqman ayat 14, yang berbunyi
أنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
"Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."
"Aamiin yang ketiga adalah rugi, celaka, dan ditimpa kehinaan. Siapa mereka? Yaitu orang yang menjumpai Ramadhan, dan hingga Ramadhan berlalu, mereka tidak mendapatkan ampunan Allah SWT. setelah keluar dari Ramadhan. Karena dalilnya jelas, dengan shiam menjadi ampunan Allah SWT. di siang hari dan menjadi wasilah ampunan-Nya di malam hari. Apalagi ditambah sepuluh malam terakhir dan malam Lailatul Qadar," jelasnya.
Maka, katanya, hampir-hampir tidak mungkin orang-orang beriman yang menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. tidak mendapatkan ampunan dari-Nya.
"Sehingga, alangkah ruginya bagi yang tidak mendapat ampunan-Nya, mereka pasti main-main dan tidak serius menghadapi Ramadhan," tutupnya. [] Nurmilati
0 Komentar