Bangkitkan Spiritualitas Anda dan Nikmati Perjalanannya


TintaSiyasi.com -- Sobat, kita diberikan 86.400 detik setiap hari. Waktu ini tidak dapat digantikan esok hari. Sekali detik-detik tersebut hilang, mereka akan hilang selamanya. Maka manfaatkan setiap detik sebaik-baiknya. Ingatlah kata-kata tanpa tindakan tiada artinya; Lakukan sesuatu! 
Salam dahsyat dan luar biasa! (Dr. N. Faqih Syarif, M.Si).

Sobat. Tulisan ini sebagai pengantar Buku karya Santri Al-Amri Leces Probolinggo sebagai apresiasi kepada mereka untuk terus berkarya dan membuat tanda di alama semesta.

Kali ini saya akan membahas salah satu aspek penting dalam meraih kesuksesan dan keberkahan hidup yaitu bangun etos kerja dengan kekuatan Iman. Iman itu bukan sekedar percaya tetapi yakin akan adanya Allah dan Pertolongan-Nya serta rela ridho dan taat kepada-Nya. Bagaimana kita membangkitkan Spiritualitas kita:

Pertama. Lihatlah dengan “mata hati” kita. Setiap menghadapi persoalan hidup atau mau melakukan sesuatu hendaknya kita menjadikan Aqidah menjad landasan berfikir ini benar atau salah? Apakah ini sesuai dengan keridhoan Allah atau tidak?

Kedua. Terbukalah dengan intuisi pengalaman indera keenam. Seringkali kita mendapat pelajaran dan hikmah yang berharga dari Allah melalui suatu kejadian yang itu membuat pengalaman spiritual yang membahagiakan yang tidak bisa diukur dengan materi.

Ketiga. Kita semua tertawa dan menangis dalam bahasa yang sama. Artinya nikmati dan jangan terlalu gembira dan juga jangan terlalu bersedih itulah rona-rona kehidupan yang mesti kita jalani.

Keempat. Hapuslah “debu” dari “Cermin”. Sering-seringlah kita melakukan muhasabah diri. Kata Umar bin Khaththab, “Hisab-hisablah dirimu, sebelum datangnya yaumul hisab.”

Kelima. Ciptakan keseimbangan dengan memberi waktu untuk terus membangun spiritualitas / kedekatan diri kepada Allah SWT dalam hari-hari kita. Kehidupan adalah misteri yang harus dijalani, bukan untuk dipecahkan. Nikmatilah ketidaktahuan, di situlah Allah senantiasa hadir. 

Keenam. Berikan nilai spiritual pada tugas-tugas atau pekerjaan kita. Shalat dan kontemplasi akan mengembalikan kita pada alam sejati.

Ketujuh. Pada akhirnya, kita semua akan mati dan menghadap Allah. Apa yang sudah kita persiapkan ketika nanti menghadap ke haribaan-Nya. Layaknya aroma bunga, walau tidak terlihat tetapi ada, begitu pula jiwa yang ada pada setiap orang. Jalani hidup kita seperti yang kita harapkan saat kita sekarat.

Sobat, kita hidup di dunia ini ada di antara dua titik yakni titik kelahiran dan titik kematian dan di situlah ladang amal shalih di mana Allah banyak mengundang kita untuk melakukan kebajikan sebagai bekal hidup setelah mati.

Sobat, nikmati perjalanannya. Hari ini adalah takdir kita. Tak ada hari kemarin atau esok lakukan yang terbaik hari ini. Waktu akan berkembang jika kita menjalani setiap saatnya.

Sobat, bukanlah apa yang kita miliki, melainkan jati diri kita. Lakukan satu hal pada satu waktu, dan nikmatilah. Hidup itu singkat, bagaikan kedipan mata. Setiap saat merupakan berkah yang tak terhingga nilainya.

Sobat, kubur kesedihan kita dalam pasir. Saatnya untuk berbahagia , sekarang. Mulailah kembali hari-hari yang segar. Kita tidak bisa mentransfer 86.400 detik hari ini ke masa depan. Kebahagiaan bukanlah tujuan, melainkan sebuah proses. Jangan menunggu hingga saat yang tepat untuk bahagia.

Salam dahsyat dan luar biasa! []


Oleh: Dr. N. Faqih Syarif H., M.Si.
Spiritual Motivator, Penulis Buku The Power of Spirituality- Meraih Sukses Tanpa Batas, Dosen Pascasarjana UI Tribakti Lirboyo, Pembina PP Al-Amri Kyai Sekar Leces Probolinggo

Posting Komentar

0 Komentar