TintaSiyasi.com -- Sobat. Allah SWT memberikan anugerah kemuliaan kepada manusia baik di dunia maupun di akherat dengan ber-Islam secara kaffah. Terdapat banyak cara untuk meraih kemuliaan itu. Namun, dalam hadits Rasulullah disebutkan tiga kunci agar kita meraih derajat mulia, yaitu dengan banyak bersedekah, selalu memaafkan, dan rendah hati pada sesama.
Sobat. Rasulullah SAW menyatakan, "Manusia yang paling dicintai Allah adalah dia yang memberi manfaat kepada sesamanya. Amal perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberi kebahagiaan kepada sesama Muslim dan menghiburnya saat dia dilanda kesusahan, atau meringankannya saat dia dililit utang, atau memberinya makanan saat dia merasakan lapar. Karena, aku lebih menyukai berjalan bersama seorang Muslim yang berbagi dengan orang yang sedang membutuhkan, daripada melakukan iktikaf di masjid selama satu bulan penuh." (HR at-Thabrani).
Sobat. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Tiada berkurang harta karena sedekah. Allah pasti akan menambah kemuliaan orang yang suka memaafkan, dan seseorang yang selalu merendahkan diri karena Allah, pasti Allah akan mengangkat derajatnya." (HR Muslim).
Sementara itu, memaafkan membuat jiwa menjadi tenang. Senyum merekah, lepas bebas tanpa beban berat yang berbatas. Tak akan ada dendam yang membakar jiwa. Ingatlah, kebencian membuat hidup dikuasai dosa. Dengki membakar kebaikan, kesumat menjadikan hati menjadi keji.
Mengapa kita harus selalu rendah hati? Ingatlah kita tidak dapat hidup sendiri. Selalu ada peran orang lain agar roda kehidupan terus berjalan. Disadari atau tidak, semua yang dinikmati dan diraih saat ini pasti dalam prosesnya ada campur tangan orang lain. Saling membutuhkan dan berbagi peranlah dalam kehidupan. Menjaga hubungan baik dengan sesama menjadi kewajiban. Berfokuslah pada upaya menempa diri agar lebih baik. Tak perlu fokus menilai orang lain, hingga lupa dengan diri kita sendiri, perbanyaklah introspeksi.
Di atas itu semua, capaian sukses yang diraih saat ini, sejatinya adalah karunia Tuhan.
وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٖ
"Dan, janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman: 18).
Sobat. Kesuksesan seorang atasan, tak lepas dari kontribusi bawahannya. Demikian pula sebaliknya, bawahan tumbuh berkembang atas dukungan atasan. Maka, sudah sepatutnya untuk saling menguatkan, membantu, dan membesarkan. Hidup ini usianya sebentar maka jangan diisi oleh sikap arogan. Rendah hati tak membuat kita kurang dihormati.
تِلۡكَ ٱلدَّارُ ٱلۡأٓخِرَةُ نَجۡعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوّٗا فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فَسَادٗاۚ وَٱلۡعَٰقِبَةُ لِلۡمُتَّقِينَ
"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan, kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (QS Al-Qashash: 83).
Sobat. Allah SWT berfirman :
مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلۡعِزَّةَ فَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ جَمِيعًاۚ إِلَيۡهِ يَصۡعَدُ ٱلۡكَلِمُ ٱلطَّيِّبُ وَٱلۡعَمَلُ ٱلصَّٰلِحُ يَرۡفَعُهُۥۚ وَٱلَّذِينَ يَمۡكُرُونَ ٱلسَّئَِّاتِ لَهُمۡ عَذَابٞ شَدِيدٞۖ وَمَكۡرُ أُوْلَٰٓئِكَ هُوَ يَبُورُ
“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.” (QS. Fathir (35): 10).
Sobat. Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa barang siapa ingin mendapatkan kemuliaan di dunia dan di akhirat, hendaklah ia senantiasa taat kepada Allah karena semua kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat adalah kepunyaan-Nya. Dialah yang menerima perkataan-perkataan yang baik seperti kalimat tauhid, zikir, membaca Al-Qur'an, dan lainnya, begitu pula amal-amal yang baik yang disertai dengan keikhlasan akan diberi pahala oleh Allah.
Sesuatu amal, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang dilakukan tanpa keikhlasan tidak akan berpahala, bahkan akan mendapat azab karena dianggap mendustakan agama. Ibadah salat, zakat, dan amal-amal baik yang lain apabila dilakukan dengan ria, yakni dikerjakan bukan untuk mencari keridaan Allah, tetapi mencari pujian atau ketenaran di masyarakat, tidak akan diterima oleh Allah. Firman Allah:
Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat ria, dan enggan (memberikan) bantuan. (Al-Ma'un/107: 4-7).
Orang-orang yang merencanakan kejahatan terhadap orang-orang Islam, seperti merencanakan suatu hal yang akan menyebabkan mundurnya Islam atau kurang mendapat perhatian dari masyarakat dan lain-lain, akan mendapat siksa yang pedih di hari Kiamat dan rencana buruknya akan hancur tidak mencapai sasarannya seperti yang dialami orang-orang kafir Quraisy.
Mereka dulu merencanakan akan menangkap Rasulullah SAW lalu membunuh atau mengasingkannya di suatu tempat yang jauh dari tumpah darahnya, agar Islam menjadi lemah bahkan akan hilang lenyap di permukaan bumi.
Jadi kesimpulannya untuk meraih kemuliaan yang hakiki adalah dengan cara mentaati aturan Allah dan rasul-Nya. Barang siapa ingin mendapatkan kemuliaan di dunia dan di akhirat, hendaklah ia senantiasa taat kepada Allah karena semua kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat adalah kepunyaan-Nya. []
Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual
0 Komentar