Resep Praktis Hidup Tenang


TintaSiyasi. com -- Ulama Aswaja, K.H. Rokhmat S. Labib mengungkapkan resep praktis supaya hidup tenang.

"Resep praktis supaya hidup tenang adalah dengan memahami bahwa tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. semata dan meninggalkan seluruh bentuk ibadah kepada selain Allah SWT," tuturnya dalam Kasepuhan TV, dengan tema Resep Praktis Hidup Tenang. Kamis (30/3/2023).

Ia membacakan dua ayat Al-Qur'an yaitu surah Al-Muk'minun ayat 115 dan 116.

Kemudian ia membacakan Al-Qur'an surah Al-Muk'minun ayat 115

اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ

Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?


Lalu dilanjutkan dengan Al-Qur'an surah Al-Muk'minun Ayat 116

فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ

Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) ‘Arsy yang mulia.

"Manusia mengira jika ia diciptakan oleh Allah SWT. tanpa tujuan," lugasnya.

Ia menjelaskan, sesungguhnya Allah SWT. menciptakan manusia bukan tanpa tujuan, sia-sia, dan batil. Sebagaimana layaknya binatang yang tidak ada perintah dan larangan. Mereka dibiarkan makan dan tidur untuk memuaskan syahwatnya.

"Ayat tersebut menggunakan kalimat istifham (kata tanya), yakni hamzah. Namun ayat ini merupakan taubikh (celaan), dan teguran kepada mereka yang mempunyai anggapan bahwa manusia diciptakan tanpa tujuan," ujarnya.

Ia menegaskan, seraya mengutip ayat Al-Qur'an surah Adz-Dzariyat ayat 56

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

"Ayat tersebut berisi penegasan bahwa manusia diciptakan bukan sebagaimana layaknya binatang yang tidak diperintah dan dilarang. Padahal, sesungguhnya adalah sebaliknya, bahwa Allah SWT. menciptakan manusia dengan tujuan sangat jelas, yakni untuk beribadah kepada-Nya," tegasnya.

Ustaz menjelaskan dengan menyebut kembali surah Al-Muk'minun ayat 115. Dalam ayat tersebut, manusia beranggapan bahwa ketika mati, maka urusannya selesai. Padahal, mati bukanlah akhir dari segalanya. Justru sebaliknya, setelah kematian seluruh manusia akan dibangkitkan oleh Allah SWT. untuk diadili atas apa yang mereka kerjakan di dunia.

"Betapa banyak orang yang mungkin taat kepada Allah SWT, rajin ibadah, sabar, syukur, tetapi hidupnya menderita. Dan sebaliknya, betapa banyak penjahat, perampok, koruptor, pelaku perzinaan, dan berbagai kemaksiatan lainnya, tetapi mereka belum menerima hukuman akibat perbuatan mereka," ucapnya.

Namun katanya, disinilah Allah SWT. menunjukkan keadilan bahwa apa yang dikerjakan oleh manusia  ketika belum mendapatkan balasan di dunia, pasti akan mendapatkan balasan di akhirat.

Kemudian ia membacakan kembali ayat Al-Qur'an yang lainnya, yaitu surah Yasin ayat 54

فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ


Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.

"Penjelasan ayat tersebut adalah bahwa pada hari kiamat tidak ada satu pun manusia yang dizalimi. Mereka yang melakukan kejahatan mendapat balasan atas kejahatan yang dilakukan. Ketika di dunia mereka memusuhi syariah Allah SWT. dan mengatakan bahwa syariah-Nya adalah sesuatu yang mengancam dan membahayakan. Maka, mereka akan diadili oleh Allah SWT. dengan hukum syariah-Nya itu. Dan sebaliknya, mereka yang melakukan kebaikan dan taat pada syariah-Nya, Allah SWT. tidak hanya membalas apa yang diperbuatnya, tetapi Allah SWT. memberikan anugerah yang jauh lebih besar dari apa yang mereka kerjakan," tegasnya.

Ia mengatakan dengan mengulas kembali perkataan manusia yang ketika hidup di dunia menganggap bahwa jika mati, maka berakhirlah segalanya. Itu merupakan anggapan yang salah. Dan Allah SWT. Maha Tinggi atas tuduhan seperti itu. Bahkan Allah SWT. adalah Al-Malik, Raja yang Haq, Maha Benar. Sesungguhnya tidak ada yang patut ditaati dan disembah kecuali Allah SWT.

"Maka, jangan terbesit dalam pikiran kita boleh melakukan apa saja yang kita kehendaki, tetapi seharusnya tancapkan dalam diri kita bahwa kita hidup harus tunduk dan patuh pada syariah yang Allah SWT. buat, karena kita pasti akan diadili oleh Allah Subhanu wa Ta'ala yang menurunkan syariah," tuntasnya. [] Nurmilati

Posting Komentar

0 Komentar