TintaSiyasi.com -- Pengamat Politik Internasional, Adnan Khan, menyebutkan bahwa umat Islam tidak butuh terhadap IMF, hanya butuh tegaknya IES
“Umat Islam sesungguhnya tidak membutuhkan IMF. Hanya membutuhkan adanya IES, Islamic Economic Solution,” ujarnya dalam video singkat dengan judul Muslim World Needs IES, Not IMF, di kanal YouTube Hizb Britain (17/02/2023)
Ia mengatakan hal tersebut untuk menanggapi konfirmasi Menteri Keungan Pakistan yang telah mencapai kesepakatan baru dengan IMF, yang dikabarkan menggelontorkan pinjaman sebesar 1Miliar dollar dalam bentuk paket bantuan.
Adnan Khan mengungkapkan bahwa pinjaman dari IMF bukan kali pertama diambil oleh Pakistan. Dan kemungkinan juga tidak akan untuk yang terakhir kalinya.
Setelah sepuluh hari IMF menyatakan setuju untuk mengeluarkan utang yang tertunda selama berbulan-bulan, Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sherif menyatakan komitmen untuk melakukan apapun demi persetujuan pinjaman tersebut.
“Berdasarkan keterangan dari Menteri keuangannya (Pakistan), jumlah pinjaman itu mencapai 170Miliar rupe Pakistan dengan esktra pajaknya,” terang Adnan Khan.
Pengamat Politik Internasional asal Pakistan itu menegaskan, dengan penambahan utang atau pinjaman yang dilakukan terhadap IMF, negara Pakistan artinya sedang menggali lubang selama 65 tahun. Dan situasi ini jauh lebih buruk dari sebelumnya.
“Setelah mengambil pinjaman, mereka (Para Penguasa Pakistan) berharap akan mendatangkan perubahan dengan kecanduan pinjaman itu. Sekarang yang menjadi pertanyaan, kemana perginya semua uang itu?,” bebernya.
Sebab, banyaknya utang yang dipinjam ke IMF tidak memperlihatkan adanya imbas kemajuan di negara Pakistan, semisal infrasturktur, kata Adnan. Justru sebaliknya, jalan-jalan nasional malah hancur berantarakan.
Atau setidaknya, lanjut Adnan, terlihat dipergunakan untuk memperbaiki pasca banjir tahun lalu yang merupakan banjir terburuk sepanjang sejarah Pakistan. Intinya, masyarakat Pakistan tidak pernah melihat dan merasakan uang-uang pinjaman dari IMF tersebut.
“Pakistan sudah melalui program ke-23 dengan IMF yang dimulai sejak tahun 1958. Namun, sudah selama 65 tahun, tidak juga memberikan perubahan (lebih baik) dengan uang-uang pinjaman itu,” jelasnya.
Masyarakat Pakistan juga tidak menerima adanya pinjaman dari IMF. Karena untuk membayarnya, Pakistan membebani masyarakat dengan meningkatkan pajak dan mencabut subsidi berdasarkan kesepakatan baru bersama IMF.
IMF sesungguhnya menurut Adnan, telah menghancurkan banyak negara dengan kebijakannya, yaitu pola yang sama dengan pinjaman.
“Dan faktanya, tidak ada negara yang pernah berkembang maju dari hasil pinjaman atau utang IMF. Hanya yang mengidap sakit jiwa yang mau melakukan kesalahan yang sama terus menerus berulang kali dan berharap mendapatkan hasil yang berbeda (lebih baik),” imbuhnya.
Oleh karena itu, inilah saatnya kata Adnan bagi negeri-negeri Muslim seperti Pakistan, Mesir, dan Banglades untuk menghapus kegilaan para pemimpin dengan utang. Lalu mengambil takdir mereka dengan tangan mereka sendiri. []M. Siregar
0 Komentar