TintaSiyasi.com -- Sobat. Penghalang yang paling besar dari dosa adalah takut kepada Allah SWT, khawatir terhadap pembalasan dan pengaruh-Nya, waspada terhadap siksa-Nya, amarah-Nya, dan kekerasan-Nya. Allah SWT berfirman :
لَّا تَجۡعَلُواْ دُعَآءَ ٱلرَّسُولِ بَيۡنَكُمۡ كَدُعَآءِ بَعۡضِكُم بَعۡضٗاۚ قَدۡ يَعۡلَمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنكُمۡ لِوَاذٗاۚ فَلۡيَحۡذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنۡ أَمۡرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمۡ فِتۡنَةٌ أَوۡ يُصِيبَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An-Nur (24) : 63 ).
Sobat. Diriwayatkan oleh Abu Daud bahwa ada di antara orang-orang munafik yang merasa tidak senang mendengarkan khutbah. Apalagi dilihatnya ada seorang muslim meminta izin keluar dan diberi izin oleh Rasulullah, dia pun ikut saja keluar bersama orang yang telah mendapat izin itu dengan berlindung kepadanya. Maka turunlah ayat ini.
Kemudian sebagai penghormatan kepada Rasulullah, seorang muslim dilarang oleh Allah memanggil Rasulullah dengan menyebut namanya saja seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang Arab antara sesama mereka. Maka tidak boleh seorang muslim memanggilnya "hai Muhammad " atau "hai ayah si Qasim."
Dan sebagai adab dan sopan santun kepada Rasulullah hendaklah beliau dipanggil sesuai dengan jabatan yang dikaruniakan Allah kepadanya yaitu Rasul Allah atau Nabi Allah. Kemudian Allah mengancam orang-orang yang keluar dari suatu pertemuan bersama Nabi dengan cara sembunyi-sembunyi karena takut akan dilihat orang. Perbuatan semacam ini walaupun tidak diketahui oleh Nabi, tetapi Allah mengetahuinya dan mengetahui sebab-sebab yang mendorong mereka meninggalkan pertemuan itu.
Allah memberi peringatan kepada orang-orang semacam itu yang suka melanggar perintah, bahwa mereka akan mendapat musibah atau siksa yang pedih. Meskipun di dunia mereka tidak ditimpa musibah apapun tetapi di akhirat mereka akan masuk neraka dan itulah seburuk-buruknya kesudahan.
Sobat. Diriwayatkan, Rasulullah SAW menemui seorang pemuda yang sedang berada dalam sakaratul maut. Beliau bertanya, “ Bagaimana keadaanmu?” Pemuda itu menjawab, “ Aku mengharapkan Allah, wahai Rasulullah, dan aku takut terhadap dosa-dosaku.” Lalu Rasulullah SAW bersabda, “ Ketika dua hal itu berkumpul dalam hati seorang hamba pada kondisi ini, maka Allah memberikan apa yang diharapkannya dan membuatnya aman dari apa yang ditakutinya.”
Sobat. Obat hati ada lima yaitu : “ Membaca Al-Qur’an dengan perenungan, mengosongkan perut (puasa), bangun malam (sholat tahajud), berdoa ketika sahur, dan duduk bersama orang-orang sholeh.” Fudhail bin ‘Iyadh berkata, “ Siapa yang takut kepada Allah, maka ketakutan itu akan menunjukkannya kepada seluruh kebaikan.”
Allah SWT berfirman :
وَلَمَّا سَكَتَ عَن مُّوسَى ٱلۡغَضَبُ أَخَذَ ٱلۡأَلۡوَاحَۖ وَفِي نُسۡخَتِهَا هُدٗى وَرَحۡمَةٞ لِّلَّذِينَ هُمۡ لِرَبِّهِمۡ يَرۡهَبُونَ “Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya.” ( QS. Al-A’raf (7) : 154 ).
Sobat. Setelah Musa tenang kembali dan hilang amarahnya, akibat salah sangka kepada saudaranya Harun, dan setelah memohon rahmat dan ampunan dari Tuhannya, maka ia mengumpulkan kembali lauh-lauh yang dilemparkannya itu, dan dari padanya disalin Taurat yang mengandung petunjuk dan rahmat bagi kaumnya.
وَلِمَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ جَنَّتَانِ
“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.” ( QS. Ar-Rahman (55) : 46 ).
Sobat. Ayat ini menerangkan bahwa Allah menyediakan dua surga bagi orang yang takut akan Tuhannya dan berkeyakinan bahwa mereka akan mendapat balasan atas perbuatannya. Bila tergerak hatinya akan berbuat maksiat, maka ia ingat akan Tuhan yang mengetahui segala sesuatu baik yang kelihatan maupun yang tersembunyi. Karena itu ia meninggalkan perbuatan itu, takut akan azab dan hukuman yang akan diterimanya. Mereka berbuat baik dan mengajak manusia berbuat baik pula. Dua surga itu ialah: 1. Surga rohani di mana mereka mendapat keridaan Allah. Firman Allah:
Dan keridaan Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung. (at-Taubah/9: 72) 2. Surga jasmani yang mereka peroleh sesuai dengan amal saleh yang mereka perbuat di dunia.
Sobat. Ketakutan kepada Allah adalah buah dari ilmu. Ibnu Abi ad-Dunya meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “ JIka kulit seorang hamba gemetar karena takut kepada Allah SWT, maka kesalahan-kesalahannya gugur sebagaimana daun-daun kering gugur dari pohon.”
جَزَآؤُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ جَنَّٰتُ عَدۡنٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُۚ ذَٰلِكَ لِمَنۡ خَشِيَ رَبَّهُۥ
“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS. Al-Bayyinah (98) : 8 ).
Sobat. dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa yang akan mereka terima dari Tuhan mereka adalah surga 'Adn yang di dalamnya terdapat bermacam-macam kesenangan dan kelezatan, lebih lengkap dan sempurna dari kesenangan dan kelezatan dunia, dan di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka berhak menerima balasan tersebut karena mereka berada dalam keridaan Allah dan tetap dalam ketentuan-ketentuan-Nya.
Mereka mendapat pujian dan mencapai apa yang mereka inginkan dari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Mereka diridai Allah dan mereka pun rida kepadanya. Ganjaran-ganjaran yang merupakan kebahagiaan dunia dan akhirat hanya diperoleh orang-orang yang jiwanya penuh dengan takwa kepada Allah.
Sobat. Siapa yang takut kepada Allah, maka Allah membuat segala sesuatu takut kepadanya. Siapa yang tidak takut kepada Allah , maka Allah membuatnya takut kepada segala sesuatu.
Sobat. Diriwayatkan, seseorang bertanya kepada Ibrahim bin adham, “ Wahai abu Ishaq, kenapa hati terhalang dari Allah?” Dia menjawab, “ Karena ia mencintai apa yang dibenci Allah. Ia mencintai dunia, cenderung kepada negeri tipuan, senda gurau, dan permainan, serta meninggalkan amal untuk negeri abadi.”
Sobat. Pangkal ketakwaan dan kejahatan adalah hati. Jika hati berbakti dan bertakwa, maka anggota badan berbakti. Jika hati jahat, maka anggota badan jahat. []
Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual
0 Komentar