TintaSiyasi.com -- Sobat. Tidak ada ibadah yang paling utama yang dilakukan dengan lidah setelah membaca kitabullah, selain dzikrullah dan memohon terlaksananya kebutuhan dengan menyanjungkan doa yang tulus kepada-Nya.
فَٱذۡكُرُونِيٓ أَذۡكُرۡكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِي وَلَا تَكۡفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. A-Baqarah (2) : 152).
Sobat. Maka dengan nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kaum Muslim, hendaklah mereka selalu ingat kepada-Nya, baik di dalam hati maupun dengan lisan, dengan jalan tahmid (membaca al-hamdulillah), tasbih (membaca Subhanallah), dan membaca Al-Qur'an dengan jalan memikirkan alam ciptaan-Nya untuk mengenal, menyadari dan meresapkan tanda-tanda keagungan, kekuasaan dan keesaan-Nya.
Apabila mereka selalu mengingat Allah, Dia pun akan selalu mengingat mereka pula. hendaklah mereka bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah dianugerahkan-Nya dengan jalan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya dan dengan jalan memuji serta bertasbih dan mengakui kebaikan-Nya. Di samping itu, janganlah mereka mengkufuri nikmat-Nya dengan menyia-nyiakan dan mempergunakannya di luar garis-garis yang telah ditentukan-Nya.
Sobat. Rasulullah SAW ditanya, “Apa amalan paling utama?” Beliau bersabda, “Engkau meninggal dunia dalam keadaan lisanmu basah dengan dzikir kepada Allah SWT.” (HR. Ibnu Hibban).
Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Dzikir bagi hati laksana air bagi ikan. Bagaimana keadaan ikan jika berpisah dengan air? Dzikir juga merupakan makanan hati dan ruh. Jika seorang hamba kehilangan dzikir, maka ia laksana tubuh yang terhalang mendpatkan makanannya."
Sobat. Ibnul Qayyim menuturkan bahwa dzikir memiliki lebih dari seratus manfaat. Di antaranya: Dzikir dapat mengusir dan menaklukan syetan, membuat Allah Yang Maha Pengasih ridha, menghilangkan duka dan lara, mendatangkan keceriaan dan kegembiraan, menguatkan hati dan badan, menerangi wajah dan hati, mendatangkan rezki, memakaikan kesibawaan, kemanisan dan keelokan dalam diri orang yang dzikir. Dzikir juga mewariskan cinta yang merupakan ruh Islam, poros putaran agama dan tempat peredaran kebahagiaan dan kesuksesan, mewariskan rasa diawasi sehingga dapat memasukan seorang hamba ke pintu kebajikan, mewariskan kembali kepada Allah, kedekatan hati kepada Allah, membuka pintu-pintu makrifat bagi hamba, mewariskan keseganan kepada Allah SWT dan menyebabkan Allah ingat kepadanya sebagaimana firman-Nya di atas.
Sobat. Dzikir juga merupakan tanaman surga. Dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata, ”Rasulullah SAW bersabda, “Pada malam Isra, aku bertemu dengan Ibrahim Al-Khalilullah AS. Ia berkata, “Wahai Muhammad sampaikan salamku kepada umatmu, dan beritahu mereka bahwa surga itu tanahnya bagus, airnya sejuk, dan surga itu tanah datar, dan tanamannya adalah Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaha illallah.” (HR. At-Tirmidzi).
Allah SWT berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةٗ وَأَصِيلًا
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab (33) : 41-42).
Sobat. Pada ayat ini, Allah menganjurkan kepada semua orang beriman yang membenarkan Allah dan rasul-Nya supaya banyak zikir mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya sebanyak-banyaknya dengan hati dan lidah pada setiap keadaan dan setiap waktu. Sebab, Allah-lah yang melimpahkan segala nikmat kepada mereka yang tidak terhingga banyaknya. Mereka diperintahkan bertasbih kepada-Nya dengan pengertian membersihkan dan menyucikan Allah dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya.
Sobat. Berzikir dan bertasbih ini dilakukan di pagi hari ketika baru bangun dari tidur, sebab ketika itu seakan-akan seseorang hidup kembali setelah mati, untuk menghadapi hidup yang baru. Diperintahkan juga bertasbih pada sore hari karena pada saat itu seseorang telah selesai mengerjakan bermacam-macam pekerjaan sepanjang hari. Zikir pada waktu itu merupakan tanda bersyukur kepada Allah atas limpahan taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, dan dapat memperoleh rezeki untuk keperluan hidupnya dan nafkah bagi keluarganya.
Dengan banyak zikir, ia dapat menghambakan diri kepada Allah dan untuk menghadapi alam akhirat. Di samping itu, ia dapat pula meneliti perbuatan yang sudah dilaksanakan sehingga dapat mengusahakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan bagi hari-hari yang akan datang.
Sobat. Zikir merupakan benteng paling besar untuk melawan setan dan balatentaranya. Hal ini sebagaimana ucapan seorang ulama salaf, “Selama perisai iman ada dalam diri seseorang, maka anak panah syetan tidak akan menyebabkan kematian.”
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du (13) : 28).
Sobat. Dalam ayat ini, Allah menjelaskan orang-orang yang mendapat tuntunan-Nya, yaitu orang-orang beriman dan hatinya menjadi tenteram karena selalu mengingat Allah. Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram dan jiwa menjadi tenang, tidak merasa gelisah, takut, ataupun khawatir. Mereka melakukan hal-hal yang baik, dan merasa bahagia dengan kebajikan yang dilakukannya. []
Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual
0 Komentar