TintaSiyasi.com -- Alhamdulillah tepat abis maghrib saya sudah nyampek di Wonosalam Training center kab. Jombang di jadwalkan ngisi Power camp para pengusaha hijrah berikut ini adalah materi yang saya sampaikan dengan judul Quantum Rezeki melimpah lagi berkah.
Ketahuilah, pintu rezeki adalah taat kepada Sang Pemberi Rezeki. Bagaimana mungkin rezeki diminta dengan cara bermaksiat kepada-Nya? Atau bagaimana mungkin karunia-Nya diminta sedangkan Dia tidak dipatuhi? Nabi SAW bersabda, “Apa yang terdapat di sisi Allah tidak dapat diraih dengan murka-Nya.” Artinya, rezeki-Nya hanya bisa diminta dengan ridha-Nya. Allah berfirman menjelaskan hal ini, “Siapa yang bertakwa kepada Allah, Dia akan memberinya jalan keluar.”
Sobat. Siapa pun orangnya kepingin hidup mulia, berkah dan berlimpah. Pasangan yang sholeh/sholehah, rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah, anak-anak yang qurrota a’yun, ilmu yang bermanfaat, jejaring yang luas dan kesehatan yang prima. Pasti juga khan kepingin rezeki melimpah dan berkah dapat kita rasakan dan nikmati setiap hari, berkali-kali tanpa henti, dan hari-hari yang kita lalui akan dipenuhi kejutan dari Allah SWT.
Sobat. Berikut ini rahasianya agar quantum rezeki melimpah nan berkah hadir dalam kehidupan kita.
Pertama. Iman yang kuat dan tebal. Sobat. Skenario Allah selalu Indah, bagi mereka yang mengimani-Nya, meskipun kita tak mengetahuinya.
Tenang saja Bapak dan Ibu! Asalkan ada Iman, seberat apa pun masalahnya, bakal kelar.
Asalkan punya Iman , sebesar apa pun ujiannya, akan beres. Asalkan pakai iman, sesulit apa pun persoalannya, pasti selesai. Kuncinya adalah Iman. Yakin pada Allah dan takwa kepada-Nya.
Kedua. Taat yang maksimal atau takwa kepada Allah. Jangan pernah berhenti jadi orang baik. Jangan Bosan jadi orang baik. Fokuslah cari muka di hadapan Allah, bukan karena yang lain. Fokuslah mencari ridha dan kasih sayang Allah. Karena kalau Allah sudah ridha dan sayang sama kita, apa pun yang kita butuhkan, pasti akan Allah kasih. bahkan, kita gak minta pun, Allah bakal kasih. Itulah ciri bahwa Allah udah sayang banget sama kita
Ketiga. Sikap tawakal. Pasrah sama Allah. Tawakal = pasrah + doa + ikhtiar (hanya pada Allah dan hanya karena Allah).
Pasrah sepasrah-pasrahnya hanya pada Allah. Doa sekenceng-kencengnya hanya pada Allah. Ikhtiar dan kerja keras sekuat tenaga hanya karena Allah.
Keempat. Hijrah total. Kembali kepada Allah. Hijrah total bukan karena trend, hijrah total bukan karena friend, hijrah total bukan karena keren. Namun semata-mata karena Allah dan mencari keridhoannya. Orang yang berhijrah rezekinya akan dipermudah oleh Allah.
Tenang saja bro! Allah akan tepati janji-Nya. Allah akan tunjukkan jalan. Allah akan hadirkan keajaiban. Allah akan berikan pertolongan.
Kelima. Silaturahim Personal. Bersahabat karena Allah. Makin sering silaturahim, makin enteng rezeki. Menjalin silaturahim dengan kerabat dan menjalin ukhuwah dengan sahabat.
Keenam. Sedekah brutal. Berbagi di jalan Allah.
Mental kaya itu gemar berbagi, iman kuat itu senantiasa memberi. Biar rezekinya berkah, perbanyaklah sedekah! Sedekah gak harus pakai uang, bisa pakai ilmu, waktu, dan tenaga. sedekah brutal : Angkanya memang gila, jumlahnya memang besar, frekwensinya memang sering dan ngasihnya yang terbaik.
Ketujuh. Dakwah optimal. Menolong agama Allah.
“Kalau kita menolong agama Allah, maka Allah akan angkat kehidupan kita.” Dakwah adalah kebutuhan dan dakwah harus jadi poros utama, apa pun profesi anda dakwah senantiasa mengiringi dan senantiasa ada dalam kehidupan kita.
Dengan mengamalkan ke tujuh poin di atas, diharapkan kita semua bisa makin dicintai Allah, diridhai Allah, dan dijaga Allah, sehingga perihal urusan rezeki, apa pun itu bentuknya, biar Allah Ta’ala yang mengaturnya.
Sobat. Celakalah hamba yang diberi nikmat sehat oleh Allah tetapi mempergunakannya untuk bermaksiat kepada-Nya.
Seluruh nikmat itu membutuhkan syukur dan pengakuan akan kebaikan-Nya. Seluruhnya berasal dari nikmat Allah. Penciptaan diri kita, begitu juga rezeki, kesehatan, akal serta semua nikmat yang kita rasakan berasal dari anugerah, rahmat dan kemurahan Allah. Jadi masih adakah yang tersisa bagi kepentingan diri?
Namun, ketika hakikat ini hilang dan terabaikan , kau lupa bahwa Sang Pemberi nikmat adalah Allah, lalu kau mempergunakan kesehatan untuk bermaksiat kepada-Nya. Kau juga mempergunakan rezeki dari-Nya untuk sesuatu yang haram dan kau pun mendapatkannya dengan cara yang haram.
"Orang Mukmin sibuk memuji Allah sehingga lupa memuji dirinya. Ia juga sibuk menunaikan kewajiban kepada Allah sehingga tidak ingat kepentingan dirinya sendiri. Seandainya kau cerdas dan pintar, tentu kau lebih memperhatikan hak-hak Allah yang harus ditunaikan daripada kepentingan dirimu," kata Ibnu Athaillah.
Salam dahsyat dan luar biasa! []
Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual, Wakil ketua Komnas Pendidikan Jatim, Dosen Pascasarjana Universitas Islam Tribakti Lirboyo
0 Komentar