TintaSiyasi.com -- Sobat. Salah satu kemuliaan yang dimiliki oleh umat Nabi Muhammad SAW ini adalah adanya banyak pintu kebaikan dan kebajikan penghapus dosa dan penutup aib yang dibuka lebar oleh Allah SWT untuk mereka. Sebagian dari amal-amal kebaikan tersebut mengandung jaminan akan terampuninya dosa-dosa yang berlalu bahkan dan yang akan datang. Berikut penulis sarikan dari kitab al-Khashaish al-Muhammadiyah karya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki.
Pertama. Berpuasa pada Hari Arafah. Dalam kitab Shahih Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, berpuasa pada hari ‘Arofah dapat meleburkan dosa-dosa tahun sebelumnya dan dosa-dosa yang akan datang.” Dalam riwayat al-Hafidz Abi Saíd an-Naqqasi, Ibnu Umar Ra berkata Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa berpuasa pad hari ‘Arafah maka dosanya yang berlalu maupun yang akan datang akan diampuni.”
Kedua. Menyempurnakan Wudhu. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang hamba menyempurnakan wudhunya, kecuali Allah akan mengampuni dosanya yang telah lewat dan yang akan datang.” (HR. Nasa’i).
Ketiga. Keutamaan Melaksanakan haji dengan Ikhlas. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa telah menunaikan ibadah haji dan orang Islam selamat dari kejahatan lisan dan tangannya maka ia akan diampuni dosanya, baik yang berlalu maupun yang akan datang.”
Keempat. Shalat Dhuha. Telah diriwayatkan: “Sesungguhnya, orang yang melaksanakan Sholat Dhuha akan diampuni dosanya yang berlalu dan yang akan datang kecuali Qishash.”
Kelima. Melaksanakan Ibadah pada bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang melaksanakan ibadah pada bulan ramadhan karena iman dan mengharap pahala maka dosanya yang berlalu akan diampuni.“ Disebutkan dalam riwayat lain: “Dosanya yang berlalu maupun yang akan datang.”
Keenam. Shalat Tasbih. Sesungguhnya orang yang melakukan sholat tasbih akan diampuni dosanya, baik dosa yang ia lakukan dari awal hingga akhir, dosa lama maupun baru, dosa karena salah maupun sengaja, besar maupun kecil, serta dosa yang ia lakukan secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan.
Ketujuh. Membaca bacaan khusus setelah sholat jumát. Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa ketika Imam Sholat Jumatnya mengucapkan salam (sebagai pertanda selesai shalat Jumat), sebelum mengubah kedua kakinya ia membaca surah al-fatihah, qul huwallahu ahad, qul ‘audzu bi rabbil falaq, qul ‘audzu bi rabbinnass masing-masing tujuh kali maka ia akan diampuni dari dosa yang berlalu dan yang akan datang. Ia akan dberi pahala sejumlah orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir.” (HR Muslim).
Kedelapan. Keutamaan beribadah pada malam Lailatul Qadar. Disebutkan dalam kitab as-Shahih. “Sesungguhnya orang-orang yang melaksanakan ibadah tersebut (pada malam lailatul Qadar) akan diampuni dosanya yang berlalu.” Riwayat lain menyebutkan, “Dosanya yang berlalu dan yang akan datang.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani).
Kesembilan. Keutamaan membaca Tasbih, Tahlil dan Takbir. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca tasbih 100 kali, tahid 100 kali, dan takbir 100 maka ia akan diampuni, baik dosanya yang berlalu maupun yang akan datang.” (HR Ahmad dan An-Nasaí).
Kesepuluh. Keutamaan berusaha memenuhi kebutuhan orang Islam. Dalm hadits disebutkan: “Sesungguhnya seseorang yang berusaha memenuhi kebuthan saudaranya yang Muslim, baik kebutuhan tersebut terpenuhi atau tidak sama sekali, maka ia akan diampuni dari dosanya, baik yang berlalu maupun yang akan datang. Ia akan tercatat mendapat dua kebebasan, yaitu bebas dari neraka dan bebas dari kemunafikan.”
Kesebelas. Bertalbiyah dari Masjidil Aqsha sampai Masjidil Haram. Disebutkan dalam sebuah hadits dari Ummu Salamah ra, bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa bertalbiyah untuk ibadah haji atau umrah mulai dari Masjidil Aqsho sampai Masjidil Haram maka dosanya akan diampuni, baik yang berlalu maupun yang akan datang, atau ia pasti masuk surga.” (HR. Al-Baehaqi).
Keduabelas. Keutamaan Mencintai Karena Allah dan berjabat tangan. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tiadalah dari dua hamba yang salin mencintai karena Allah – dalam riwayat lain berbunyi – “Tiadalah orang Islam yang saling bertemu – lalu saling berjabat tangan dan sama-sama bersholawat kepada Muhammad, kecuali mereka berdua tidak akan berpisah sampai dosa keduanya diampuni, baik yang berlalu maupun yang akan datang.” (HR Ibnu Hibban).
Sobat. Dan masih banyak lagi yang itu semakin membuktikan Allah dan Rasul-Nya sangat sayang kepada umat Rasulullah Muhammad SAW dengan memberikan keutamaan-keutamaan pada Umat Muhammad SAW. Salah satu keutamaan dan kemuliaan yang dimiliki oleh umat Nabi Muhammad SAW, ia dikaruniai keleluasaan untuk mengakses pintu-pintu rahmat Allah SWT. Keutamaan terbesarnya adalah pintu-pintu taubat dbuka, ditawarkan, dan disodorkan untuk segera ia sambut.
Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari tempat terbenamnya maka Allah akan menerima taubatnya.” (HR Muslim).
“Andai saja kalian berbuat dosa sampai setinggi langit, kemudian kalian bertaubat, niscaya Allah akan menerima taubat kalian.” (HR Ibnu Majah).
Sobat. Sungguh kabar gembira telah Allah berikan kepada umat ini dengan adanya penerimaan taubat dan motivasi untuk tidak putus asa, serta adanya harapan dan cita-cita yang Dia tanamkan di hati para ahli maksiat.
Allah SWT berfirman:
۞قُلۡ يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar (39): 53).
Sobat. Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menyampaikan kepada umatnya bahwa Allah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang dan sangat luas rahmat dan kasih sayang-Nya terhadap hamba-Nya yang beriman, akan mengampuni segala dosa yang telah terlanjur mereka kerjakan seperti meninggalkan perintah-Nya atau mengerjakan larangan-Nya apabila benar-benar tobat dari kesalahan mereka. Banyak orang yang menyangka bahwa karena dosanya telah bertumpuk-tumpuk, tidak akan diampuni Allah lagi. Jadilah ia seorang yang berputus asa terhadap ampunan, rahmat, dan kasih sayang-Nya.
Dunia sudah menjadi gelap menurut pandangannya karena selama ini dia tidak mengindahkan ajaran-ajaran agamanya dan selalu membelakangi petunjuk-petunjuk yang terdapat di dalamnya. Hatinya sudah penuh diliputi kekotoran dan kedurhakaan, tak tampak lagi olehnya jalan kebenaran dan kebaikan yang akan ditempuhnya. Dia telah dibingungkan oleh rasa putus asa dan tak ada harapan yang tampak olehnya untuk kembali dari kesesatan dan kemaksiatan yang selalu diperbuatnya. Tetapi Allah, meskipun besar dosa hamba-Nya, Dia tetap mengasihi dan menyantuninya dan melarangnya berputus asa terhadap rahmat dan kasih sayang-Nya, Dia tetap memandangnya sebagai hamba-Nya yang berhak menerima kasih sayang-Nya itu apabila ia telah menginsyafi kesalahannya dan memohon ampun kepada-Nya. Jangankan untuk orang-orang yang beriman, untuk orang-orang musyrik pun masih terbuka pintu tobat apabila mereka masuk Islam dan beriman kepada Allah dan rasul-Nya.
Sobat. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas bahwa banyak di antara orang-orang musyrik yang telah banyak melakukan pembunuhan dan sering berzina datang kepada Nabi Muhammad. Mereka berkata kepadanya, "Sesungguhnya apa yang engkau serukan kepada kami adalah baik. Dapatkah engkau terangkan kepada kami bahwa yang kami kerjakan dahulu itu akan diampuni-Nya."
Nabi menjawab dengan membacakan firman Allah:
Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat, (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Al-Furqan/25: 68-70).
Dalam hadis Nabi SAW juga dijelaskan:
Diriwayatkan dari 'Amr bin 'Anbasah bahwa telah datang menemui Nabi saw seorang yang telah tua bangka bertelekan di atas tongkatnya dan berkata kepada beliau, "Hai Rasulullah, saya banyak mengerjakan kesalahan dan maksiat. Apakah mungkin kesalahan itu diampuni?" Nabi saw menjawab, "Apakah engkau telah mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah?" Orang tua itu menjawab, "Benar, bahkan aku mengakui bahwa engkau utusan Allah." Rasulullah SAW menegaskan, Allah mengampuni semua kesalahan dan maksiat yang telah engkau lakukan itu." (Riwayat Ahmad).
Sobat. Hadis-hadis tersebut menegaskan bahwa Allah mengampuni semua kesalahan bagaimanapun besar dan banyaknya, bila seseorang itu benar-benar bertobat dengan setulus hati, berikrar tidak akan kembali melakukan kesalahan, dan akan tetap melakukan amal saleh. Hamba Allah tidak boleh berputus asa terhadap ampunan, rahmat, dan kasih sayang-Nya, karena pintu rahmat-Nya terbuka seluas-luasnya bagi orang yang bertobat, sebagai ditegaskan dalam firman-Nya:
Dan barang siapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (An-Nisa'/4: 110).
Setelah melarang hamba-Nya berputus asa terhadap rahmat dan kasih sayang-Nya, Allah mendorong hamba-Nya agar segera meminta ampun dan bertobat kepada-Nya atas segala ketelanjuran dan kesalahan yang telah dilakukan. Allah juga menegaskan bahwa Dia mengampuni segala dosa kecuali dosa syirik sebagai tersebut dalam firman-Nya:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar. (An-Nisa'/4: 48).
Memang besar dan luas rahmat Allah terhadap hamba-Nya. Hamba yang telah mendurhakai karena mengabaikan perintah-Nya, melanggar hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya, dan bergelimang dalam dosa dan maksiat, masih saja dipanggil sebagai hamba-Nya dan dinasihati supaya jangan berputus asa terhadap ampunan dan rahmat-Nya. []
Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual, Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo, Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
0 Komentar