TintaSiyasi.com -- Serangan militer Israel atas Palestina dinilai Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana, S.I.P., M.Si. meluruskan kerangka pikiran yang harus dibangun ketika melihat masalah Palestina, yakni ada penjajahan entitas Yahudi terhadap bangsa Palestina dan Palestina berusaha mengusirnya.
"Kerangka yang mestinya dibangun adalah adanya penjajahan entitas Yahudi terhadap bangsa Palestina. Dan bangsa Palestina berusaha mengusir penjajah. Bukan seolah penjajahan itu menjadi legal, sehingga eksistensi entitas Yahudi menjadi sah dan perlawanan terhadap entitas Yahudi kemudian dianggap serangan terorisme," tuturnya kepada TintaSiyasi.com, Jumat, 7 Juli 2023.
Pandangan tersebut disampaikan Budi merespons dalih Israel yang menganggap serangan militernya ke Jenin, Tepi Barat merupakan langkah untuk membasmi teroris dan gudang senjata di wilayah tersebut.
Sebelumnya, setidaknya 12 warga Palestina, dilaporkan tewas akibat rentetan serangan Israel di Jenin selama dua hari yang disebut sebagai operasi militer terbesar Israel dalam lebih dari 20 tahun di kota Tepi Barat tersebut . Dikutip dari CNNIndonesia (5/7), Angkatan Bersenjata Israel (IDF) menyatakan, serangan itu merupakan upaya kontra-terorisme besar di area Kota Jenin dan Kamp pengungsi di Jenin. Disebutkan juga, dalam operasi itu, IDF menggempur infrastruktur teroris.
Mengkritisi hal itu, Budi menyatakan, terminologi teroris adalah terminologi yang dibuat Barat dan diikuti entitas Yahudi untuk menjustifikasi penjajahannya terhadap bangsa Palestina. Menurutnya, entitas penjajah Yahudi berdalih sedemikian rupa karena mereka ingin mempertahankan penjajahannya terhadap bumi Palestina.
Budi menyayangkan media massa, termasuk media massa Tanah Air membuat berita dengan narasi seakan sesuai dengan kemauan entitas penjajah Yahudi. Namun, menurutnya, tidak mengherankan bila pemberitaan media massa, termasuk di Indonesia berpihak kepada mereka hingga propaganda meluas. Sebab, media massa internasional banyak dikuasai oleh pihak-pihak yang berafiliasi dengan entitas Yahudi.
"Media massa yang tidak terjun langsung ke lapangan, maka mereka mencari sumber sekunder dari media massa yang dianggap kredibel. Namun demikian, kini media massa internasional banyak dikuasai oleh pihak-pihak yang berafiliasi dengan entitas Yahudi. Maka dengan demikian tidak heran bila pemberitaannya pun berpihak kepada mereka," ungkapnya.
Budi menilai, entitas Yahudi ingin tetap mempertahankan eksistensi penjajahannya. Untuk itu, lanjutnya, mereka berupaya mendapat legitimasi internasional dan penguasaan teritorial, sehingga rela menyingkirkan apa saja yang dianggap melawan.
"Entitas Yahudi berupaya mendapatkan legitimasi politik internasional dan penguasaan teritorial internal. Untuk itu maka segala perlawanan terhadap penjajahan entitas Yahudi, sedapat mungkin mereka singkirkan, termasuk di dalamnya berbagai infrastuktur yang digunakan untuk melawan penjajahan," pungkasnya.[] Saptaningtyas
0 Komentar