Ajak Merenung, Begini Pesan Penting Tahun Baru Hijriah


TintaSiyasi.com -- Khadim Ma'had Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor Ustaz Arief B. Iskandar menuturkan pentingnya hijrah dan istiqamah agar husnul khatimah.

"Betapa pentingnya hijrah dan istiqamah agar husnul khatimah," tuturnya kepada TintaSiyasi.com, Senin, 17Juli 2023

Ia mengatakan, tak terasa kita kembali menyambut Tahun Baru Hijriah. Kali ini Tahun Baru 1445 H. Artinya, setahun usia kita kembali berkurang. Entah tinggal tersisa berapa lama lagi. Esok atau lusa bisa saja ajal datang menjelang. Kematian pun segera menghampiri. 

"Terkait kematian, ada orang meninggal dalam keadaan taat kepada Allah SWT. Meninggal saat shalat berjamaah di masjid, saat membaca Al-Quran, saat berzikir atau bertobat kepada Allah SWT, saat menghadiri majelis ilmu atau mengajarkan ilmu, saat berdakwah atau berjihad di jalan Allah SWT. dan lain-lain," jelasnya.

Namun katanya, sebaliknya, banyak orang mati dalam keadaan maksiat kepada Allah SWT. Mati di tempat dugem, di meja judi atau di tempat pelacuran. Mati saat mabuk-mabukkan atau mati karena narkoba. Mati saat menikmati uang hasil korupsi, suap-menyuap atau riba. Mati dalam keadaaan memamerkan aurat. Mati dalam keadaan menyakiti orang tua, mengabaikan hak-hak suami/istri atau menzalimi orang lain dan lain-lain.

"Akan tetapi sebaliknya, banyak pula yang mati dalam keadaan menunda-nunda bahkan meninggalkan shalat, lalai dari zikir mengingat Allah SWT, jarang sekali membaca al-Quran, dan lain sebagainya," mirisnya.

Menurutnya, semua bergantung pada kebiasaan masing-masing saat hidup. Demikian sebagaimana dinyatakan oleh Imam Ibnu Katsir dan Imam as-Sa’adi serta ulama lainnya rahimahumullaah.

أنه من عاش على شيئ فمات عليه

Sungguh siapa saja yang hidup di atas suatu kebiasaan tertentu, ia pun akan diwafatkan di atas kebiasaan tersebut._
(Ibnu Katsir, Tafsiir al-Qur’aan al-’Azhiim, 2/101)

"Alhasil, kita boleh saja berharap mati dalam keadaan husnul khatimah. Namun, pada akhirnya, kita akan mati sesuai dengan kebiasaan kita saat hidup. Apakah saat hidup kita biasa taat kepada Allah SWT? Ataukah saat hidup kita biasa berbuat dosa dan bermaksiat kepada-Nya?" ungkapnya.

Di sinilah pentingnya kita berhijrah, yakni meninggalkan segala kebiasaan buruk yang mendatangkan dosa. Dalam bahasa Baginda Nabi Muhammad SAW. dikatakan:

المهاجر من هجر ما نهى الله عنه

Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa saja yang Allah larang_ (HR al-Bukhari).

"Lalu mulailah kita memperbanyak kebiasaan yang baik, yang mendatangkan pahala. Apa itu? Tidak lain semua kebiasaan yang bermuara pada ketaatan kepada Allah SWT." tegasnya.

Kemudian ia membacakan hadist tentang taat kepada Allah SWT. yang diriwayatkan oleh Malik bin Dinar  rahimahulLaah

إتخذ طاعة الله تجارة تأتيك الأرباح من غير بضاعة

Jadikanlah ketaatan kepada Allah sebagai ‘perniagaan [bisnis]’  yang mendatangkan laba [keuntungan] tanpa [harus menjual] barang dagangan).
(Ibnu Hibban, Rawdhah al-’Uqalaa, hlm. 63).

"Laba atau keuntungan dari bisnis dalam bentuk ketaatan kepada Allah SWT. ini tidak lain berupa surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
(lihat: QS Ali Imran [3]: 133).

Sedangkan, katanya, bisnis dalam bentuk ketaatan kepada Allah SWT. inilah yang merupakan bisnis yang tidak akan pernah merugi sekaligus bakal menyelamatkan pelakunya dari azab yang pedih di akhirat. 
(Lihat: QS ash-Shaff [61]: 10).

"Saat seorang Muslim menjadikan taat kepada Allah SWT. sebagai kebiasaan baiknya, ia tak akan disibukkan dengan maksiat. Kalaupun dia sebagai manusia yang tak lepas dari dosa, ia selalu berusaha untuk banyak bertobat. Tak pernah menunda-nunda. Maka dari itu, banyak bertobat pun menjadi salah satu kebiasaan baiknya," ulasnya 

Ustaz menjelaskan, dalam hal ini, tentu benar apa yang dinyatakan oleh Imam Ibnu Rajab rahimahulLaah:

 تأخير التوبة في حال الشباب قبيح، ففي حال المشيب أقبح و اقبح

 Menunda-nunda tobat saat usia muda itu sangat buruk.  Jauh lebih buruk lagi menunda-nunda tobat saat usia sudah tua.
(Ibnu Rajab, _Lathaa’if al-Ma’aarif, 737).

"Tobat adalah salah satu dari upaya menyadari banyaknya kekurangan diri dan merasa diri banyak dosa. Hal ini tentu amat penting agar setiap hari seorang Muslim berupaya memperbaiki diri," Tandasnya [] Nurmilati

Posting Komentar

0 Komentar