Makna dan Keajaiban Laa Haula Walaa Quwwata illaa billaah

TintaSiyasi.com -- Sobat. Alhamdulillah penulis dapat amalan dari para guru kami sebuah wiridan yang diambil dari QS. Al-Kahfi ayat 39. Ternyata mengandung makna yang luar biasa dan membuat kita banyak bersyukur dan menyakini bahwa tidak ada daya dan kekuatan kecuali semua itu berasal dari dan atas izin Allah SWT. 

Para ulama menjelaskan, “ Tidak ada daya dalam menjauhi maksiat kepada Allah kecuali dengan penjagaan-Nya, dan tidak ada kekuatan untuk taat kepada Allah kecuali dengan pertolongan-Nya.” 

Sobat. Rasulullah SAW memerintahkan membaca Laa haula walaa quwwata illaa billaah bahkan memerintakan para sahabatnya untuk memperbanyak bacaan itu dan selalu membiasakan diri membacanya. 

Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Hurairah, “Perbanyaklah membaca Laa haula walaa quwwata illaa billaah.” Dikabarkan bahwa kalimat itu akan menutup tujuh puluh pintu bencana dan bahaya.

Sobat. Syeikh Abdullah Al-Haddad menjelaskan maksud dan makna yang tepat dan paling lengkap adalah “ Tidak ada daya dan kekuatan melainkan hanya dengan izin Allah yang Mahatinggi dan Mahaagung.” Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali mengatakan," Daya di sini maksudnya adalah gerakan, dan kekuatan di sini maksudnya adalah kemampuan.” Maka tidak ada gerakan dan kemampuan bagi satu makhluk pun atas segala sesuatu kecuali dengan izin Allah yang Mahakuat dan Mahakuasa.

ÙˆَÙ„َÙˆۡÙ„َآ Ø¥ِØ°ۡ دَØ®َÙ„ۡتَ جَÙ†َّتَÙƒَ Ù‚ُÙ„ۡتَ Ù…َا Ø´َآØ¡َ ٱللَّÙ‡ُ Ù„َا Ù‚ُÙˆَّØ©َ Ø¥ِÙ„َّا بِٱللَّÙ‡ِۚ Ø¥ِÙ† تَرَÙ†ِ Ø£َÙ†َا۠ Ø£َÙ‚َÙ„َّ Ù…ِنكَ Ù…َالٗا ÙˆَÙˆَÙ„َدٗا 

“Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu "maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan,” (QS. Al-Kahfi (18) : 39).

Sobat. Dalam Penjelasan Tafsir ayat ini, Yahuza lalu meneruskan kata-katanya kepada Qurthus, "Seharusnya kamu mengucapkan syukur kepada Allah ketika memasuki kebun-kebunmu dan merasakan kagum terhadap keindahannya. 

Mengapa kamu tidak mengucapkan pujian kepada Allah atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepadamu, berupa harta dan anak yang banyak yang belum pernah diberikan-Nya kepada orang lain."

"Katakanlah "masya Allah" ketika itu, sebagai tanda pengakuan atas kelemahanmu di hadapan-Nya, dan bahwa segala yang ada itu tidak mungkin terwujud tanpa izin dan kemurahan-Nya. Di tangan-Nya nasib kebun-kebun itu, disuburkan menurut kehendak-Nya ataupun dihancurkan menurut kehendak-Nya pula. Mengapa kamu tidak mengucapkan la quwwata illa billahi (tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah) sebagai tanda pengakuan bahwa tidak ada kekuatan yang dapat memakmurkan dan mengurusnya kecuali dengan pertolongan Allah SWT." Ayat ini mengandung pelajaran tentang zikir yang baik diamalkan. 

Nabi Muhammad SAW berkata kepada sahabatnya, Abu Hurairah:
Maukah aku tunjukkan kepadamu salah satu perbendaharaan surga yang terletak di bawah Arasy? Aku menjawab, "Ya, saya mau." Rasul berkata, "Kamu membaca la quwwata illa billahi." (Riwayat Imam Ahmad dari Abu Hurairah).

Demikian pula banyak hadis-hadis Rasul saw yang mengajarkan kepada umatnya sewaktu mendapat nikmat dari Allah supaya dia mengucapkan bacaan itu, Rasulullah saw bersabda:

Setiap Allah SWT memberikan kepada seorang hamba nikmat pada keluarga, harta, atau anak lalu dia mengucapkan "masya' Allah, la quwwata illa billah", tentu Allah menghindarkan dia dari segala bencana sampai kematiannya, lalu Rasulullah membaca ayat 39 Surah al-Kahf ini. (Riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Mardawaih dari Anas r.a.).

Setelah Yahuza selesai menasehati saudaranya supaya beriman, dan sudah menjelaskan tentang kekuasaan Allah SWT, mulailah dia menanggapi perkataan saudaranya yang membanggakan harta dan orang-orangnya. Yahuza berkata, "Jika kamu memandang aku lebih miskin daripada kamu, baik mengenai harta kekayaan, maupun mengenai anak buah, maka tidaklah mengapa bagiku."

Sobat. Syeikh As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani menjelaskan Laa haula walaa quwwata illaa billaah adalah obat untuk menyembuhkan 99 penyakit. Ia menolak penyakit sedih, gelisah, galau, dan membuat seorang hamba sibuk sehingga tidak sempat melakukan amal kebajikan.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengucapkan Laa haula walaa quwwata illaa billaah, maka itu akan menjadi obat bagi 99 penyakit, yang paling kecil adalah rasa gelisah.” (HR Ath-Thabrani dan Al-Hakim).

Sobat. Laa haula walaa quwwata illaa billaah adalah tanaman surga. Barangsiapa banyak membacanya, ia telah banyak menanam untuk dirinya tanaman di surga. Ini wasiat Ibrahim as untuk umat Nabi Muhammad SAW.

Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshari; Pada malam Isra’ Mikraj, Rasulullah melewati Ibrahim as, lalu Ibrahim bertanya,” Siapa yang bersamamu, wahai Jibril?” Malaikat Jibril menjawab,” Ini Muhammad.” Lalu Ibrahim berkata kepada Rasulullah, “ Wahai Muhammad, perbanyak tanaman di surga, karena sesungguhnya aromanya dan tanahnya luas.” Lalu Rasulullah SAW bertanya,”Apakah yang dimaksud dengan tanaman surga?” Ibrahim menjawab,”Ucapkanlah Laa haula walaa quwwata illaa billaah.” (HR. Ahmad dengan sanad hasan, Ibnu Abi Dunya, dan Ibnu Hibban).

Rasulullah SAW bersabda, kepada Abu Musa, “Ucapkanlah Laa haula walaa quwwata illaa billaah karena sesungguhnya ia termasuk perbendaharaan Surga.” (HR.Muslim, An-Nasaí, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Sobat. Manfaat Laa haula walaa quwwata illaa billaah berikutnya adalah untuk menjaga nikmat dari Allah, dan agar kebaikan dan anugerah Allah selalu bersama hamba. Hal di atas telah dicoba dan sering dilakukan oleh para sahabat saat mereka banyak menghadapi berbagai bencana dan kesulitan. Hasilnya terbukti sesuai dengan yang disabdakan Rasulullah SAW , bahkan lebih dari itu.

Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir bahwa Rasulullah SAW bersabda," Barangsiapa diberi nikmat oleh Allah dan ia ingin nikmat tetap ada padanya, hendaknya ia memperbanyak mengucapkan Laa haula walaa quwwata illaa billaah." 


Oleh: DR Nasrul Syarif M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku Psikologi Dakwah. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Posting Komentar

0 Komentar