Maraknya Pinjol Akibat Terdesak Masalah Ekonomi


TintaSiyasi.com -- Menyikapi maraknya pinjaman online dimana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total utang warga lewat pinjaman online seindonesia pada Mei 2023 mencapai 51,46 triliun. Cendekiawan Muslim Ismail Yusanto menerangkan bahwa hal tersebut merupakan fenomena dari keadaan ekonomi rakyat.

"Yang pertama, saya kira ini adalah fenomena dari keadaan ekonomi rakyat. Mereka tentu tidak akan mungkin cari pinjaman yang mereka tahu kalau diukur pakai bunga kan sangat tinggi," ujarnya di YouTube UIY Official bertajuk Pinjol Menggurita Rakyat Makin Sengsara, Senin (14/8/2023).

Ia menjelaskan bahwa bunga yang di bebankan kepada rakyat di atas bunga komersial di bank yang paling besar sekalipun. Rakyat melakukan hal tersebut karena mereka merasa tidak di jalan lain.

"Jadi, sekali lagi ini merupakan cermin dari kondisi ekonomi rakyat. Kita tahu memang kalau kita menggunakan garis kemiskinan yang dibuat oleh Bapenas ada kurang lebih sekitar 30 juta rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan, tetapi ini kan garis kemiskinan yang sebenarnya sangat rendah. Jika kita naikkan dengan menggunakan garis kemiskinan yang dibuat oleh world bank," katanya.

Ia menerangkan bahwa ukuran kemiskinan world bank adalah manakala berpenghasilan dua dolar/ orang/hari itu artinya ada lebih dari 100 juta rakyat Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan.

"Kalau kita sekarang ini melihat bahwa jumlah penduduk Indonesia itu sekitar anggap saja 300 juta, berarti sepertiganya itu hidup dibawah garis kemiskinan dan mungkin sedikit di atas garis kemiskinan, yang di atas garis kemiskinan pun sebenarnya sangat rentan terhadap gejolak ekonomi maksudnya ketika dia sakit ataupun misalnya mau menyekolahkan anak, maka mereka akan segera mengalami kesulitan ekonomi," paparnya.

Ia melanjutkan, bagi mereka yang mempunyai aset, maka mereka akan menjualnya. Bagi mereka yang mungkin mempunyai tempat untuk meminjam, seperti kas bon dikantor dan lain-lain, maka mereka akan lakukan. Masalahnya tidak semua rakyat memilikinya.

"Nah, ke mana mereka akan mengadu? Disitulah saya kira ditangkap peluang ini oleh apa yang kemudian dikenal sebagai pinjaman online," jawabnya

Menurutnya, proses pencairan dari pinjaman online tersebut sangat luar biasa sederhana dan cepat. Rakyat dapat melakukan atau aplay pinjaman ke lembaga keuangan bank tanpa menunggu berhari-hari. 

"Paling cepat kalau kita lihat iklan-iklan itu ada dua jam atau empat jam gitu ya dengan jaminan BPKB, tetapi kalau di online ini, tadi saya baca ada yang satu menit, ada yang hanya beberapa detik selama data-datanya itu lengkap, luar biasa. Jadi, saya kira tanpa pikir panjang ketika kepepet, ya sudah mereka lakukan itu dan korban-korbannya ini cukup banyak," pungkasnya.[] Nabila Zidane

Posting Komentar

0 Komentar