UIY: Sesungguhnya Umat Islam Tidak Pernah Lepas dari ATHGR


TintaSiyasi.com -- Menyikapi gerak dakwah kaum Muslim, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto mengatakan bahwa umat Islam tidak akan pernah lepas dari ancaman, tantangan, hambatan, gangguan dan rintangan (ATHGR)

"Penting disadari sejak awal, saat kita menjadi seorang Muslim, menjadi bagian dari umat Islam, sesungguhnya tidak akan pernah lepas dari apa yang disebut dengan ancaman, tantangan, hambatan, gangguan dan rintangan (ATHGR)," ujarnya di YouTube Ngaji Subuh yang bertajuk Perang Pemikiran, Rabu (23/8/2023)

Menurut UIY, ATHGR adalah sebuah sunatullah sebagaimana yang dialami oleh Baginda Rasulullah SAW dan para Nabi serta Rasul sebelumnya. 

"Jadi, dakwah tidak pernah sepi dari ATHGR. Begitu pula kemudian yang dialami oleh para Khulafaur Rasyidin dan para khulafaur sesudahnya, dari kalangan tabiut tabiin, para ulama, dan para pejuang sampai hari ini. Karena itu, salah besar jika sebagai seorang Muslim kita tidak menyadari bahwa begitu menjadi seorang Muslim dan menjadi bagian dari umat Islam itu seolah-olah tidak ada ATHGR, seperti seolah-olah tidak ada lawan, tidak ada musuh," ingatnya.

Kemudian UIY membacakan ayat di dalam Al-Quran surah Fatir ayat 6

Innash shaitaana lakum 'aduwwun fattakhizuuhu 'aduwwaa,

"Sudah diingatkan oleh Allah, sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh. Jadi, ketika kita mengatakan ada musuh di hadapan kita, itu bukan karena kita phobia, overthinking, dan sebagainya, bukan," yakinnya.

UIY menjelaskan bahwa ada dua golongan setan, yaitu setan dari golongan jin dan setan dari golongan manusia. "Kalau setan dari golongan jin kita baca Audzubillahiminasyaitonirojim, lari dia. Tetapi, kalau setan dari golongan manusia, tidak. Dan manusia malah mungkin sebagian dari mereka itu fasik,  maka treat mereka itu fattakhizuuhu 'aduwwaa, perlakukan mereka sebagai musuh," paparnya.

Ia membeberkan, berbagai bentuk setan manusia, seperti bentuk orang perorang, bentuk lembaga bahkan sebuah negara. Sebagai contoh bisa dilihat pada masa Nabi SAW menghadapi Abu Lahab, Abu Jahal, Abu Sofyan, dan banyak yang lainnya. Meskipun pada akhirnya satu persatu ada dari mereka yang mendapat hidayah memasuki bagian dari barisan Nabi SAW.

"Kalau kelompok, ya kabilah-kabilah itu. Kalau negara dalam konteks masa nabi, ya Mekah itu, penguasa Mekah yang kemudian bersepakat akan menghilangkan nyawa Nabi," lanjutnya.

UIY melanjutkan, setelah Nabi SAW melakukan futuhat pada Mekah. Umat Islam berhadapan dengan kekuatan negara yang lebih besar lagi, yaitu Persia dan Romawi. "Romawi pun ada Romawi Barat dan Romawi Timur. Dan betul, cepat atau lambat pasti akan berhadap-hadapan, itu sesuatu yang sunnatullah. Karena kekuatan yang berlainan jenis itu pasti akan berhadapan," katanya.

UIY menegaskan bahwa dalam dunia pasti ada rolling powerRolling power pada saat tersebut adalah Persia dan Romawi. Islam tidak diperhitungkan, lalu menjadi penantang bagi mereka dan terjadilah pertempuran yang pertama antara kekuatan Islam dengan Romawi, yaitu perang Mu'tah. Lima ribu pasukan Muslim melawan dua ratus ribu pasukan Romawi.

"Itu perang yang dasyat dan dramatis sekali. Karena pasti kita sampai pada kisah Ja'far bin Abi Thalib kemudian Zaid bin Haritsah, Abdulah bin Rawahah yang mempertahankan arroya dan akhirnya dimenangkan oleh umat Islam. Karena mereka lari, takut, secara psikologis mereka kalah," pungkasnya.[] Nabila Zidane

Posting Komentar

0 Komentar