TintaSiyasi.com -- Direktur Siyasah Institute Ustaz Iwan Januar membeberkan bagaimana cara istri mencintai dan menghormati suami.
"Islam mengajarkan bagaimana cara supaya istri senantiasa mencintai dan menghormati suami dalam kehidupan berumahtangga," tuturnya dalam Rumaku Surgaku bertajuk Cintai dan Hormati Suami, di kanal YouTube Cinta Qur'an TV, Jumat (18/8/2023).
Ustaz menyebutkan bahwa kehidupan rumah tangga memang kehidupan bersama, yakni ada suami dan istri. Kehidupan yang kemudian mesti dijalani dengan kebersamaan pula.
"Sulit membayangkan jika sebuah rumah tangga misalkan hanya suami yang menjalankan atau sebaliknya hanya istri saja yang berperan. Sedangkan salah satunya berpangku tangan tidak melakukan aktivitas yang me-support dan kemudian juga bisa menciptakan hidup yang sakinah, mawaddah, wa rahmah," jelasnya.
Ia mempermisalkan, di antara yang akan menjadikan rumah tangga itu senantiasa ada dalam kebaikan dan kebersamaan juga dalam nuansa samara itu ketika istri memberikan respect, rasa hormat, dan juga rasa cinta yang tulus kepada suami. Karena harus dipahami oleh kaum Muslimin, lebih khusus lagi para istri bahwa suami adalah pemimpin yang telah ditasbitkan atau ditetapkan oleh Allah SWT sebagai pemegang qawwam, sebagaimana dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 34
الرِّجَالُ Ù‚َÙˆَّامُونَ عَÙ„َÙ‰ النِّسَاءِ
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita."
"Ayat tersebut mesti dijadikan pedoman untuk suami dan istri bahwa betul rumah tangga adalah hubungan mushahabah yaitu hubungan persahabatan antara suami dan istri. Antara laki-laki dan perempuan, tetapi bukan berarti kemudian menghilangkan yang namanya respect dan rasa hormat dari istri kepada suami," terangnya.
Meski demikian katanya, jangan mentang-mentang suami sebagai sahabat, sehingga disuruh membantu berbagai urusan rumah tangga. Misalkan memberikan makanan ke tetangga kanan kirinya, ngepel, dan membersihkan BAB anaknya.
"Namun, bukan berarti juga jika istri menganggap suami sebagai sahabat, lalu kemudian tidak ada rasa hormat, kemuliaan, apalagi rasa cinta terhadap suami," imbuhnya.
Ia menambahkan, kadangkala hal-hal yang bisa membuat seorang istri itu hilang rasa hormat dan cinta kepada suami, misalkan masalah perbedaan kasta sosial. Contohnya karena istri dari keluarga bangsawan, sedangkan suami datang dari golongan umbi-umbian atau rakyat jelata.
"Seiring berjalannya waktu, yang namanya cinta itu bisa pupus dalam perjalanan rumah tangga, bahkan sudah punya anak sekalipun," lugasnya.
Maka dari itu katanya, sikap untuk para umahat jika sudah siap untuk menjadi seorang istri dari seorang lelaki, maka rumah tangga harus dijalankan sesuai tuntunan Islam. Rumah tangga tidak bisa dijalankan menurut perasaan dan kata hati kita.
"Bisa jadi lelaki yang kini menjadi suami itu belum sesuai dengan harapan dan ekspektasi karena dulu mempunyai bayangan suami itu yang sesuai dengan yang diidam-idamkan," katanya.
Ia berpesan, jika memang sudah sama-sama sepakat untuk menikah dan ijab qabul terjadi, maka mestilah segala hal yang bisa merusak relasi yang sehat, merusak hubungan yang syar'i antara suami dengan istri harus coba untuk dikikis dan dikubur.
"Jadi, ketika dia sudah menjadi suami, maka one hundred persen melimpahkan rasa hormat dan rasa cinta kepada dia sebagai suami dengan dilandasi keimanan dan keyakinan bahwa istri bersedia untuk dipimpin, dibimbing, dan disayangi oleh suami karena Allah SWT," tandasnya. [] Nurmilati
0 Komentar